Selasa, 27 September 2016

Hidup Sehat dan Bahagia, Jantung Tetap Sehat


Foto anatomi luar & dalam jantung (Sumber foto: http://www.medical-artist.com/Anatomy-of-the-Human-Heart-Illustrations.html)


Jantung adalah salah satu organ paling vital manusia. Sebab, ia satu-satunya yang bertugas memompa darah. Dan darah adalah pembawa semua zat penunjang kehidupan. Artinya, bilamana jantung kita tidak sehat, maka hidup kita pun terancam.

Sayangnya, yang paling berperan merusak jantung kita adalah pilihan gaya hidup kita sendiri! Rokok sudah bukan lagi menjadi tren, namun bagi sebagian kalangan, sudah menjadi kebutuhan. Menu keseharian kita semakin disarati glukosa, L.D.L. (low density lipoprotein, lipoprotein kurang pekat, atau banyak disebut sebagai “kolesterol jahat”), dan asam lemak jenuh.

Namun, kabar baiknya, kita juga memiliki kekuasaan penuh untuk memilih gaya hidup yang sehat!

Melalui artikel ini, saya akan membagikan segala hal tentang gaya hidup sehat yang bukan saja saya ketahui namun juga saya jalani dan buktikan sendiri efektivitasnya.

1. Jiwa, kerohanian, dan sosialitas kita saling terikat, terkait, dan mempengaruhi dengan tubuh kita. Karena itu, jika ada gangguan di salah satunya, maka yang lainnya pun akan menderita. Contohnya, saat kita flu, bukan cuma tubuh kita yang lemas dan tidak nyaman, namun pikiran kita pun serasa tersendat, perasaan kita pun jadi gampang galau dan terlalu sensitif. Demikian pula sebaliknya. Saat kita sedang marah, sedih, cemas, atau depresi, kita sering lemas, jantung kita berdebar-debar, kita merasa mulas bahkan sampai diare, dan buang air kecil pun jadi sering kita alami. Karena itu, saya tak hanya memperhatikan kesehatan fisik. Pikiran, perasaan, emosi, keinginan, spiritualitas, dan kehidupan sosial pun saya jaga agar tetap positif, sehat, dan stabil. Saya pun ingin hidup tanpa stres. Pasalnya, stres bisa memicu hipertensi, yang merupakan faktor resiko terjadinya infark (kelumpuhan) pada miokardium (otot jantung), yang terkenal dengan sebutan “penyakit jantung koroner”. Karena itu, saya pun tidak ingin mencemaskan kesehatan saya. Saya tak mau takut akan suatu penyakit pun. Karena, kalau kita terlalu kuatir pada penyakit tertentu, termasuk penyakit jantung, justru kekuatiran kita itu sangat mungkin menjadi kenyataan!

2. Masih berkenaan dengan kebebasan dari stres, saya pun berupaya konsisten menjalani hidup secara serius tetapi santai. Tidak tegang, tidak kaku, dan tidak monoton. Saya pun menjaga diri saya dari jebakan tuntutan-tuntutan hidup yang tak perlu, yang berpotensi memerangkap saya dalam keadaan kelebihan beban (overloaded) sampai kewalahan (exhausted). Kunci dari semua itu adalah rasa syukur kepada Tuhan. Namun, bukan kesantaian saja yang membuat kita sehat dan jantung kita terjaga. Keseriusan pun sama. Serius itu tidak sama dengan tegang, kaku, dan monoton. Maka, serius tidak bertentangan dengan santai. Serius itu berarti sungguh-sungguh, sepenuh hati, penuh totalitas, berdedikasi tinggi, dan berdeterminasi maksimal. Semua itu membuat tubuh dan mental kita menjadi aktif, sehingga otot-otot tubuh dan jiwa kita pun terlatih dan menjadi makin kuat, lentur, dan lincah. Dan, yang pasti, keseriusanlah yang melahirkan sukses, peningkatan, dan kemajuan. Semua itu melahirkan kepuasan lahir dan batin.

3. Serius dan santai juga merupakan sikap saya terhadap urusan kesehatan itu sendiri. Buat saya, gaya hidup sehat harus menyenangkan. Karena, seperti telah kita lihat, kalau batin tidak nyaman, fisik pun tidak akan beres. Kalau saya terpaksa mengerjakan sebuah gaya hidup yang katanya sehat, maka bukannya kesehatan yang saya peroleh melainkan justru penyakit! Jadi, dalam mengatur pola makan dan asupan nutrisi, menata ritme antara bekerja dan beristirahat, serta melakukan olah tubuh, saya tidak ingin kaku, stres, dan terpaku pada yang baku. Saya ingin menikmati semuanya. Dan, yang jelas, saya tidak akan melakukan yang tidak saya sukai. Saya penyuka jamu dan makanan yang pahit-pahit seperti sayur pare dan daun pepaya. Tetapi, itu karena saya ini penikmat segala jenis makanan dan minuman. Saya tidak berpantang makanan dan minuman apapun. Begitu juga dengan olah tubuh. Saya melakukan olah fisik yang saya sukai, yaitu berjalan kaki. Maka, bilamana waktu saya sedang senggang, kalau saya ada perlu untuk pergi ke suatu tempat, jika tempat tersebut jauhnya maksimal dua kilometer, saya akan menempuhnya dengan berjalan kaki. Kembali atau pulangnya pun sama. Namun, saya tidak mau main bulutangkis atau tenis meja biar setengah set sekalipun! Menurut saya, selain menyenangkan, gaya hidup sehat adalah soal keseimbangan dan keselarasan. Dan semuanya harus serba secukupnya, tidak kurang namun juga tidak berlebihan.


4. Terakhir, gaya hidup sehat tentu saja harus menjunjung tinggi kebersihan. Sebab, adalah keliru kalau kita menganggap penyakit jantung hanyalah infark miokardium. Banyak sekali ragam penyakit yang bisa menyerang organ vital kita tersebut. Semuanya dapat dikelompokkan menjadi tiga. Bawaan, degenerasi, dan infeksi. Penyakit jantung koroner, atau infark miokardium, termasuk yang degenerasi. Tetapi, yang tak kalah marak dan berbahaya adalah infeksi yang menyerang jantung. Bakteri Staphilococcus aureus dan Streptococcus beta-haemoliticus adalah dua spesies bakteri yang umum menyerang bagian apapun dari tubuh kita, termasuk jantung. Keduanya dapat membuat defek pada katup jantung. Masalahnya, kedua bakteri ini sangat banyak di udara, air, dan makanan. Karena, iklim tropis Indonesia memang merupakan kondisi ideal untuk mereka. Jadi, saya pun rutin menjaga kebersihan diri, makanan, barang, dan lingkungan saya.

Hidup Sehat dan Bahagia, Jantung Tetap Sehat



Foto anatomi luar & dalam jantung (Sumber foto: http://www.medical-artist.com/Anatomy-of-the-Human-Heart-Illustrations.html)


Jantung adalah salah satu organ paling vital manusia. Sebab, ia satu-satunya yang bertugas memompa darah. Dan darah adalah pembawa semua zat penunjang kehidupan. Artinya, bilamana jantung kita tidak sehat, maka hidup kita pun terancam.

Sayangnya, yang paling berperan merusak jantung kita adalah pilihan gaya hidup kita sendiri! Rokok sudah bukan lagi menjadi tren, namun bagi sebagian kalangan, sudah menjadi kebutuhan. Menu keseharian kita semakin disarati glukosa, L.D.L. (low density lipoprotein, lipoprotein kurang pekat, atau banyak disebut sebagai “kolesterol jahat”), dan asam lemak jenuh.

Namun, kabar baiknya, kita juga memiliki kekuasaan penuh untuk memilih gaya hidup yang sehat!

Melalui artikel ini, saya akan membagikan segala hal tentang gaya hidup sehat yang bukan saja saya ketahui namun juga saya jalani dan buktikan sendiri efektivitasnya.

1. Jiwa, kerohanian, dan sosialitas kita saling terikat, terkait, dan mempengaruhi dengan tubuh kita. Karena itu, jika ada gangguan di salah satunya, maka yang lainnya pun akan menderita. Contohnya, saat kita flu, bukan cuma tubuh kita yang lemas dan tidak nyaman, namun pikiran kita pun serasa tersendat, perasaan kita pun jadi gampang galau dan terlalu sensitif. Demikian pula sebaliknya. Saat kita sedang marah, sedih, cemas, atau depresi, kita sering lemas, jantung kita berdebar-debar, kita merasa mulas bahkan sampai diare, dan buang air kecil pun jadi sering kita alami. Karena itu, saya tak hanya memperhatikan kesehatan fisik. Pikiran, perasaan, emosi, keinginan, spiritualitas, dan kehidupan sosial pun saya jaga agar tetap positif, sehat, dan stabil. Saya pun ingin hidup tanpa stres. Pasalnya, stres bisa memicu hipertensi, yang merupakan faktor resiko terjadinya infark (kelumpuhan) pada miokardium (otot jantung), yang terkenal dengan sebutan “penyakit jantung koroner”. Karena itu, saya pun tidak ingin mencemaskan kesehatan saya. Saya tak mau takut akan suatu penyakit pun. Karena, kalau kita terlalu kuatir pada penyakit tertentu, termasuk penyakit jantung, justru kekuatiran kita itu sangat mungkin menjadi kenyataan!

2. Masih berkenaan dengan kebebasan dari stres, saya pun berupaya konsisten menjalani hidup secara serius tetapi santai. Tidak tegang, tidak kaku, dan tidak monoton. Saya pun menjaga diri saya dari jebakan tuntutan-tuntutan hidup yang tak perlu, yang berpotensi memerangkap saya dalam keadaan kelebihan beban (overloaded) sampai kewalahan (exhausted). Kunci dari semua itu adalah rasa syukur kepada Tuhan. Namun, bukan kesantaian saja yang membuat kita sehat dan jantung kita terjaga. Keseriusan pun sama. Serius itu tidak sama dengan tegang, kaku, dan monoton. Maka, serius tidak bertentangan dengan santai. Serius itu berarti sungguh-sungguh, sepenuh hati, penuh totalitas, berdedikasi tinggi, dan berdeterminasi maksimal. Semua itu membuat tubuh dan mental kita menjadi aktif, sehingga otot-otot tubuh dan jiwa kita pun terlatih dan menjadi makin kuat, lentur, dan lincah. Dan, yang pasti, keseriusanlah yang melahirkan sukses, peningkatan, dan kemajuan. Semua itu melahirkan kepuasan lahir dan batin.

3. Serius dan santai juga merupakan sikap saya terhadap urusan kesehatan itu sendiri. Buat saya, gaya hidup sehat harus menyenangkan. Karena, seperti telah kita lihat, kalau batin tidak nyaman, fisik pun tidak akan beres. Kalau saya terpaksa mengerjakan sebuah gaya hidup yang katanya sehat, maka bukannya kesehatan yang saya peroleh melainkan justru penyakit! Jadi, dalam mengatur pola makan dan asupan nutrisi, menata ritme antara bekerja dan beristirahat, serta melakukan olah tubuh, saya tidak ingin kaku, stres, dan terpaku pada yang baku. Saya ingin menikmati semuanya. Dan, yang jelas, saya tidak akan melakukan yang tidak saya sukai. Saya penyuka jamu dan makanan yang pahit-pahit seperti sayur pare dan daun pepaya. Tetapi, itu karena saya ini penikmat segala jenis makanan dan minuman. Saya tidak berpantang makanan dan minuman apapun. Begitu juga dengan olah tubuh. Saya melakukan olah fisik yang saya sukai, yaitu berjalan kaki. Maka, bilamana waktu saya sedang senggang, kalau saya ada perlu untuk pergi ke suatu tempat, jika tempat tersebut jauhnya maksimal dua kilometer, saya akan menempuhnya dengan berjalan kaki. Kembali atau pulangnya pun sama. Namun, saya tidak mau main bulutangkis atau tenis meja biar setengah set sekalipun! Menurut saya, selain menyenangkan, gaya hidup sehat adalah soal keseimbangan dan keselarasan. Dan semuanya harus serba secukupnya, tidak kurang namun juga tidak berlebihan.


4. Terakhir, gaya hidup sehat tentu saja harus menjunjung tinggi kebersihan. Sebab, adalah keliru kalau kita menganggap penyakit jantung hanyalah infark miokardium. Banyak sekali ragam penyakit yang bisa menyerang organ vital kita tersebut. Semuanya dapat dikelompokkan menjadi tiga. Bawaan, degenerasi, dan infeksi. Penyakit jantung koroner, atau infark miokardium, termasuk yang degenerasi. Tetapi, yang tak kalah marak dan berbahaya adalah infeksi yang menyerang jantung. Bakteri Staphilococcus aureus dan Streptococcus beta-haemoliticus adalah dua spesies bakteri yang umum menyerang bagian apapun dari tubuh kita, termasuk jantung. Keduanya dapat membuat defek pada katup jantung. Masalahnya, kedua bakteri ini sangat banyak di udara, air, dan makanan. Karena, iklim tropis Indonesia memang merupakan kondisi ideal untuk mereka. Jadi, saya pun rutin menjaga kebersihan diri, makanan, barang, dan lingkungan saya.

Rabu, 14 September 2016

Dibutuhkan: Pemimpin yang Benar untuk Membenarkan Daerah

(Sumber foto:
(Sumber foto: http://www.plasasms.com/solusi-bisnis/pemilu/) - See more at: http://www.siperubahan.com/read/2978/Dibutuhkan-Pemimpin-yang-Benar-untuk-Membenarkan-Daerah#sthash.Fuz9BgKN.dpuf
http://www.plasasms.com/solusi-bisnis/pemilu/
(Sumber foto: http://www.plasasms.com/solusi-bisnis/pemilu/) - See more at: http://www.siperubahan.com/read/2978/Dibutuhkan-Pemimpin-yang-Benar-untuk-Membenarkan-Daerah#sthash.Fuz9BgKN.dpuf
)

(Tulisan ini telah dimuat sebelumnya di situs SIPerubahan.com dengan judul yang sama pada alamat situs http://www.siperubahan.com/read/2978/Dibutuhkan-Pemimpin-yang-Benar-untuk-Membenarkan-Daerah)

Jika jadwalnya tidak berubah, Komisi Pemilihan Umum (K.P.U.) telah merencanakan pengadaan pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) serentak di 7 provinsi, 76 kabupaten, dan 18 kota pada 15 Februari 2017 mendatang. Harapan paling utama dari Pemilukada 2017 ini sama dengan semua pemilu dan pemilukada sebelum-sebelumnya, yakni naiknya pemimpin yang mampu menaikkan derajat, harkat, dan kesejahteraan rakyat.
 
Idealitas pemimpin seperti itu tentu hanya bisa didapatkan apabila calon yang dimajukan memenuhi beberapa kriteria terkait kapasitas, kapabilitas, dan integritas. Ada kriteria umum, khusus, dan spesifik. Berikut ini adalah kriteria tersebut.

Kriteria Umum
Ini adalah persyaratan mutlak yang harus terdapat di dalam kepemimpinan dan diri pemimpin di manapun di seluruh dunia. Karakter dan moral yang teruji, kehidupan pribadi dan sosial yang menginspirasi dan layak diteladani, kemampuan menggerakkan orang lain, serta komitmen dan konsistensi yang kuat, semua itu merupakan poin paling utama yang harus dimiliki siapapun yang hendak menjadi pemimpin dalam bidang apapun di seluruh dunia.

Kriteria Khusus
Jika ada orang yang secara khusus ingin menjadi pemimpin pemerintahan di Indonesia, tentu ada syarat-syarat yang tak boleh dilanggarnya. Sang bakal calon haruslah warganegara Indonesia, tidak sedang menjalani hukuman, dan memenuhi segala ketentuan lain yang diatur dalam perundangan yang berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia (N.K.R.I.). Syarat lainnya yang termasuk kriteria khusus, yang bukan merupakan persyaratan administratif dan normatif sebagaimana diatur secara tertulis dalam hukum formal, di antaranya ialah memiliki rekam-jejak yang bersih dari unsur korupsi-kolusi-nepotisme (K.K.N.), dikenal dan berterima oleh masyarakat yang bakal dipimpinnya (tingkat popularitas dan akseptabilitas), serta mengantongi potensi untuk disukai dan dipilih oleh masyarakat terkait (tingkat elektabilitas).

Kriteria Spesifik
Inilah yang menjadi pokok tulisan ini. Kriteria spesifik ini merupakan gabungan dari kriteria yang tertuju khusus untuk pemimpin daerah dengan kriteria yang sebenarnya secara intrinsik termasuk dalam kriteria umum dan spesifik namun jarang disampaikan secara eksplisit.
  1. Benar-benar memahami, mengenal, menghayati, dan menjiwai seluruh karakteristik khas luar dan dalam dari daerah yang hendak dipimpinnya, yakni manusia dan alamnya. Bagaimana suasana kebatinan masyarakatnya, yang tercermin lewat kearifan lokal dan budaya beserta semua atributnya seperti seni dan kuliner. Apa yang dapat mengoptimalkan produktivitas alam dan sekaligus mampu meminimalisir, bahkan mengeliminir, implikasi buruk dari fenomena-fenomena alamiah yang rutin terjadi. Potensi apa saja yang dikandung dalam diri penduduk dan alamnya. Semakin baik sang pemimpin sanggup mengomprehensi dan menginternalisasi semua itu, kian ideal pula dia menjadi wajah daerahnya.
  2. Mempunyai kemampuan komunikasi yang sedemikian rupa baiknya sehingga mampu menyalinkan seluruh isi kepala dan hatinya ke dalam kepala dan hati rakyatnya. Dengan demikian, si pemimpin dapat membuat seluruh rakyat dan semua pihak memahami visi, misi, serta arah dan maksud kebijakannya, serta kemudian bisa mengerahkan semua kekuatan di daerahnya untuk menyukseskan semua itu sesuai yang dimaksudkannya.
  3. Punya kesanggupan menciptakan sinkronisasi dan harmonisasi antara perikehidupan dan kearifan lokal dengan tuntutan dan kebutuhan zaman, serta antara idealisme domestik dengan realisme global. Dengan kata lain, pemimpin daerahlah yang mengantarkan dan membimbing daerah dan rakyatnya ke kancah dunia, dan pada saat bersamaan, membawa dan menerjemahkan kehidupan internasional dan semesta ke daerahnya.
  4. Yang terakhir, yang paling penting karena menjadi kunci dari semuanya, adalah bahwa keberpihakan sang pemimpin haruslah hanya pada satu saja. Yakni kebenaran. Pemimpin tidak boleh terjebak pada adagium “berpihak pada yang lemah” dan “berpihak pada rakyat”. Karena, hakekat pemimpin adalah menjadi wakil Tuhan di bumi. Dan substansi dari menjadi wakil Tuhan adalah dengan menghadirkan dan menegakkan kebenaran dan keadilan. Kebenaran dan keadilan adalah dua sisi dari satu koin yang sama. Tidak ada keadilan tanpa kebenaran. Jadi, mustahil pemimpin akan adil kalau dia tidak berpihak sepenuhnya pada kebenaran. Orang lemah dan rakyat kecil belum tentu merupakan pihak yang benar. Sebagian besar pencuri dan perampok berasal dari kaum yang lebih lemah secara sosial dan ekonomi dibandingkan korbannya. Maka, kalau pemimpin mau konsisten dengan keberpihakan pada yang lemah atau rakyat kecil, dia sudah pasti tidak akan adil, sebab ia harus membebaskan dan tidak menghukum sang pencuri dan perampok. Dan inilah yang paling berat dari menjadi pemimpin. Karena, memang sama sekali tidak populer. Namun, inilah intisari kepemimpinan. Lihatlah semua tokoh sentral agama besar dunia. Mereka itu orang-orang yang berani tetap konsisten berpihak pada kebenaran walaupun, dengan melakukan itu, mereka dianggap tidak berpihak pada rakyat. Namun, yang jelas, pemimpin semacam itu berpihak pada Tuhan, dan Tuhan pun berpihak pada mereka, karena Tuhan adalah Sang Kebenaran Sejati.
 Inilah "Pemimpin Ideal untuk Daerah"!
Inilah "Pemimpin Ideal untuk Daerah"!
Inilah "Pemimpin Ideal untuk Daerah"!
Inilah "Pemimpin Ideal untuk Daerah"!