Kamis, 27 Oktober 2016

Karena Aku Hidup di Hari Ini dan untuk Hari Depan, Kupilih B.C.A.


#MyBCAexperience #InovasiBCA

Fakta memang tidak bisa dibantah. Kita hidup di hari ini. Kita juga pasti berharap dapat terus melanjutkan hidup sampai tua. Jadi, dengan kata lain, kita mengharapkan hidup di masa depan pula. Akan tetapi, fakta juga mengatakan, banyak dari kita yang hidup di masa lalu. Untuk masa lalu. Terjebak pada masa lalu. Sebagai contoh, kalau kita tidak memanfaatkan zaman dan perkembangannya, itu berarti kita membiarkan diri kita dipenjarakan oleh masa lalu. Jangan salah tanggap juga. Bukan artinya kita boleh menjadi korban zaman. Terbawa arus zaman. Diperbudak oleh zaman. Bukan itu yang benar. Melainkan, kita harus tetap menjadi tuan atas diri kita sendiri dan atas zaman di mana kita hidup. Jadi, adalah kewajiban kita untuk memperhamba zaman bagi kehidupan diri kita, keluarga kita, lingkungan kita, bangsa kita, dan dunia tempat kita tinggal. Jikalau kita tidak memanfaatkan zaman di mana kita hidup, maka itu artinya kita melalaikan kewajiban kita terhadap diri, keluarga, lingkungan, bangsa, dan dunia kita. Sekaligus, terhadap Tuhan.

Oleh sebab itu, aku pun berusaha seoptimal mungkin memanfaatkan segala yang disediakan oleh zaman, bukan hanya untuk meningkatkan kualitas hidupku, melainkan juga kualitas hidup keluargaku, lingkunganku, dan Indonesia-ku. Salah satu ciri khas dari kemutakhiran zaman kita saat ini adalah sedemikian majunya teknologi digital dan elektronik. Tidak saja matra komunikasi dan informasi saja yang dirambah, dipercanggih, dan dipermudah oleh teknologi digital dan elektronik, matra sosial-perekonomian pun demikian. Transaksi sekarang ini serba elektronik dan digital. Serba non-tunai. Serba terkomputerisasi. Dengan begitu, banyak sekali proses kehidupan kita yang bisa sangat dipersingkat waktu pelaksanaan prosedurnya. Membayar tagihan dan membayar apapun sekarang bisa secara elektronik. Membeli dan memesan apapun juga. Malahan, banyak di antaranya yang dapat kita lakukan bahkan tanpa keluar rumah. Karena itulah, aku tidak ingin kelewatan satupun dari semua itu. Sebab, dengan banyak menghemat waktu semacam itu, lebih banyak lagi waktu untukku melakukan hal lain yang produktif namun yang sekaligus juga kusukai. Seperti menulis, membaca, berdiskusi dengan banyak kalangan, dan bercengkerama dengan keluarga serta orang terkasih. Atau kegiatan-kegiatan lainnya lagi yang serupa. Sambil membayangkan, bila pada hari-hari ini saja, aku sudah cukup dapat merasakan meningkatnya kualitas hidupku, keluargaku, dan lingkunganku dengan kemajuan teknologi, apalagi di masa depan.

Yang tidak boleh dilupakan juga adalah bahwa masa depan itu identik dengan kesadaran. Pertama, kesadaran akan pentingnya keterbukaan, kejujuran, dan transparansi, yang mana semua itu merupakan tuntutan dari kredibilitas dan akuntabilitas diri kita sendiri. Kedua, kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.

Bentuk paling utama dari realisasi tindakanku memanfaatkan zaman dan teknologinya demi perbaikan mutu hidupku dan orang-orang di sekitarku adalah dengan memanfaatkan semua fasilitas yang disediakan Bank Central Asia (B.C.A.). Sebab, dengan B.C.A., tidak hanya aku dapat terus termotivasi untuk kian meningkatkan kredibilitas dan akuntabilitas diriku, tetapi juga aku akan terus meningkatkan peranku dalam melestarikan lingkungan, yakni lewat transaksi yang tidak membutuhkan banyak energi untuk kendaraan bermotor (karena bisa bertransaksi dari rumah sekalipun) dan transaksi yang tidak membutuhkan banyak kertas (karena memang tidak perlu lagi banyak kertas sebagai print-out).

Aku menjadi nasabah B.C.A. sejak baru masuk kuliah. Buka rekening di Tabungan Hari Depan (Tahapan) B.C.A. beberapa tahun sebelum Krisis Moneter 1998. Beberapa alasan utamaku memilih B.C.A. ialah karena jaringannya luas, ketersediaan mesin Anjungan Tunai Mandiri (A.T.M.)-nya sangat banyak, dan reputasinya terpercaya. Sebagai mahasiswa yang menjadi perantauan dan anak kos pada waktu itu, aku sangat bergantung pada semua alasan tersebut. Terutama soal ketersediaan A.T.M. yang banyak dan merata. Maklum, selaku remaja, kontrol diriku saat itu kadang suka longgar. Melihat makanan, minuman, atau apa saja yang menarik bagi mata, langsung kubeli. Tanpa perhitungan lagi atas kondisi keuangan. Karena itu, untuk mendisiplin diri, aku sengaja membawa uang tunai di dompet hanya secukupnya saja untuk ongkos dan makan satu-dua kali. Sisanya tetap kubiarkan tersimpan di tabungan. Jadi, kalau butuh beli makan selanjutnya, atau ada suatu keperluan lain, aku pun mau-tak mau harus berjalan ke A.T.M. terdekat untuk mengambil uang. Sekalian supaya aku lihat sendiri, berapa sisa saldoku. Dengan bisa melihat sisa saldo, aku pun otomatis akan berhitung, bagaimana supaya uang yang masih ada itu bisa mencukupi untuk semua biayaku sampai datangnya kiriman berikutnya dari orangtuaku, yang biasanya di awal bulan.

Tetapi, maklum, selaku manusia biasa, apalagi dulu ketika masih remaja, aku sering melakukan kesilapan. Termasuk dalam penggunaan kartu A.T.M. B.C.A.-ku. Kelalaian itu hampir selalu dalam bentuk tertinggalnya kartu A.T.M. di mesin A.T.M. saban kali aku habis melakukan transaksi. Atau, kalau tidak begitu, kartu A.T.M.-ku tertelan akibat kesalahan memasukkan P.I.N. (Personal Identification Number) sebanyak 3 kali, atau karena kekeliruan-kekeliruan konyol lainnya.

Nah, kalau sudah terjadi seperti itu, aku buru-buru menelepon call center di Halo B.C.A. untuk melaporkan kejadian tersebut sekalian memblokir kartu A.T.M.-ku. Kalau dulu, nomor Halo B.C.A. 500888. Sekarang menjadi 1500888. Meskipun nomornya berubah, pelayanannya tetap tidak berubah. Tetap ramah, profesional, dan cepat. Jadi, sebagai nasabah, aku pun merasa aman dan sangat dihargai. Istimewanya, saat aku akhirnya datang ke kantor cabang B.C.A. terdekat (atau kalau dulu, ke kantor cabang B.C.A. yang diberitahukan oleh operator Halo B.C.A.). Di sana, aku dilayani dengan keramahan, profesionalitas, dan kecepatan yang sama, namun lebih terasa lagi, sebab aku langsung berhadapan dengan petugas customer service dan langsung mendapatkan kartu A.T.M. yang baru (atau kalau dulu, kartu A.T.M. yang tertahan di mesin A.T.M. terkait). Pada akhirnya, kartu A.T.M. B.C.A.-ku yang berkategori silver pun diganti dengan kartu Paspor B.C.A. silver, kartu A.T.M. terbaru dari B.C.A. yang memfasilitasi berbagai layanan perbankan B.C.A. dalam melakukan berbagai transaksi, khususnya transaksi secara elektronik.

Entah di mata orang-orang lain, namun di mataku, pelayanan yang semacam itu selain memang termasuk yang paling esensial bagi nasabah/pelanggan, juga menjadi bentuk pelayanan yang berwawasan ke depan. Karena, seiring perkembangan zaman, dunia pun menjadi semakin menyadari pentingnya penghargaan terhadap manusia dan kemanusiaan. Dan itu, bagiku, telah dibuktikan B.C.A. sejak beberapa tahun sebelum era informasi dan komunikasi menjadi seperti sekarang ini.

Lalu, ke-terdepan-an dan ke-masadepan-an B.C.A. lainnya yang juga kumanfaatkan ialah berupa fasilitas internet banking dari B.C.A., melalui KlikB.C.A., untuk memudahkan segala transaksi yang kulakukan. Guna dapat menginisiasi fasilitas tersebut, aku pun mendatangi kantor cabang B.C.A. terdekat. Kembali aku menikmati kemudahan dan keramahan layanan B.C.A., terutama para pegawainya di kantor cabang tersebut. Aku pun diberikan alat key B.C.A., suatu alat yang diperuntukkan khusus bagi transaksi lewat KlikB.C.A., yaitu transaksi secara online/internet.

Dengan begitu, aku melakukan berbagai pembayaran tagihan rutin bulanan (seperti listrik pascabayar, ledeng, dan telepon rumah), membayar utang kepada orang lain, mentransfer uang, mencek saldo, dan pelbagai transaksi keuangan lainnya melalui mesin A.T.M. B.C.A. atau, lebih gampang lagi, cukup lewat internet di rumah melalui Klik B.C.A. saja. Tak perlu lagi aku antre lama-lama dan panjang-panjang, bahkan tak perlu lagi pula aku membuang waktu dan tenaga untuk keluar rumah. Sungguh cara hidup di masa kini dan di masa depan, bukan?

Bahkan, untuk berbelanja pun, B.C.A. memberi kemudahan-kemudahan lain bagiku. Kita semua maklum, mulai di zaman sekarang dan sekaligus di masa mendatang, berbelanja secara daring/online sudah makin menjadi gaya hidup. Dan pembayaran secara non-tunai sudah makin pula menjadi kebutuhan. Jadi, walaupun aku jarang sekali berbelanja secara online, tetapi cara pembayaran secara non-tunai sudah menjadi bagian gaya hidupku sehari-hari. Sehingga, selain dengan membayar menggunakan fasilitas Debit B.C.A., di mana kartu Paspor B.C.A.-ku dipakai sebagai kartu debit untuk melakukan berbagai macam pembayaran, aku pun mulai menggunakan kartu Flazz dari B.C.A., sebuah produk uang elektronik yang termasuk paling awal muncul di negeri kita. Apalagi, karena aku kerap berkunjung ke Jakarta, kota megapolitan yang transportasi publiknya telah menerapkan sistem pembayaran secara elektronik melalui uang elektronik.

Semua "peralatan perang" yang kudapatkan dari B.C.A. demi kehidupan masa kini dan masa depanku (Sumber foto: koleksi pribadi, nomor-nomor kartu sengaja kusamarkan demi alasan keamanan)

Belakangan, aku pun mempertimbangkan untuk memanfaatkan pula dompet elektronik Sakuku yang diproduksi B.C.A. untuk kian membawaku ke masa depan yang lebih optimal. Sebab, setelah kupikir-pikir, memang ada baiknya juga aku memanfaatkan gadget dan teknologinya untuk bertransaksi. Dengan mengunduh aplikasi Sakuku dari B.C.A. pada telepon genggam pintar, kita bisa bertransaksi secara lebih mudah, cepat, dan aman lagi. Terlebih, saldo Sakuku bisa dicairkan pula menjadi uang tunai di mesin A.T.M., bila sewaktu-waktu kita membutuhkan uang tunai.

Yang pasti, sampai sekarang, dan aku yakin nanti-nanti pun, belum dan tak akan menjadi pertimbanganku untuk melepaskan B.C.A. dari kehidupanku, keluargaku, dan orang-orang tercintaku, berhubung mereka juga semuanya menggunakan B.C.A. dalam rutinitas mereka. Karena, kebutuhan kehidupan dan gaya hidup di masa depan, sampai saat ini tetap terbukti dapat diwadahi oleh B.C.A. melalui berbagai fasilitas dan produknya.