Sepeda motor dengan kopling manual itu punya
arti spesial dan tempat khusus di hati saya. Ini murni subyektif. Secara
obyektif, saya menilai, semua genre motor
memiliki keistimewaan dan keunggulan sendiri-sendiri.
Motor berkopling otomatis, atau lebih
tepatnya: berkopling non-manual, yang dulu, zaman saya kecil dan masih sekolah,
terkenal dengan nama "motor bebek",
memberikan kepraktisan dan kemudahan bagi pengendara. Ditambah lagi dengan
bobotnya yang relatif paling ringan dari semua genre, motor jenis ini jelas sangat memudahkan
pengguna sewaktu berjalan dan berhenti. Selain tidak perlu buang banyak
konsentrasi saat dalam perjalanan buat atur keseimbangan antara kopling dengan
gas, rem, dan persneling lagi, karena koplingnya sudah diatur "dari sono-nya"
supaya otomatis bekerja saat berpindah gigi, kaki kita pun jadi lebih nyaman
saat berhenti ketika jalanan macet, atau waktu di lampu merah, atau saat
keluar-masuk tempat parkir karena beban yang harus ditahan tidak seberat motor-motor jenis lain. Apalagi, mengingat
konsumsi bahan bakarnya yang sangat irit.
Sudahlah, buat banyak kalangan, yang memiliki motor sekadar sebagai alat transportasi
cepat dan praktis semata, "bebek" memang merupakan pilihan yang paling pas.
Sedangkan motor skutermatik, yang sampai sekarang,
konon, masih menjadi primadona, mampu "mempertahankan tahta" hingga sejauh ini
karena kadar kemudahan pemakaiannya yang lebih tinggi lagi, sekalipun dari segi
bobot masih kalah dari motor bebek. Tidak
usahnya pindah-pindah gigi ketika di jalan rupa-rupanya masih dipandang sebagai
keistimewaan besar bagi sebagian besar konsumen.
Nah, sekarang,
apa kelebihan motor berkopling manual,
selain lebih berat bobotnya, lebih besar ukurannya, dan lebih besar tangki
bensinnya? Saya akan menjelaskannya dengan memakai contoh aktualnya langsung,
yaitu salah satu motor berkopling manual
itu sendiri. Dan yang saya anggap paling mumpuni sebagai representatif adalah motor Honda CB150R Streetfire.
Mengapa harus CB150R? Karena tagline-nya tepat sekali menggambarkan pandangan saya akan motor manual.
Ayo, saya ajak
kita sama-sama lihat apa saja yang CB150R
Streetfire punya sampai-sampai Honda berani pasang jargon "canggih, irit, dan advance" begitu!
Kita lihat
tampilan luarnya dulu. Bodi CB150R
Streetfire dibentuk dari rangka berdesain terbaru Truss Frame atau Trellis.
Desain ini khusus dibentuk untuk menunjang keoptimalan kerja mesin dan
memaksimalkan fungsi suspensinya. Alhasil, kita akan merasakan kenyamanan saat
menungganginya, karena mantap, stabil, namun tetap lincah bermanuver.
Suspensinya
sendiri berteknologi ProLink. Suspensi tipe ini sangat adaptif terhadap segala
jenis medan. Jadi, manfaatnya buat pengendara adalah kenyamanan pula, berhubung
guncangan yang terasa lembut pada jok, sehingga tidak membuat kita sakit pinggang
dan nyeri bokong.
Sekarang kita
tinjau mesinnya. Motor Honda CB150R ini memiliki mesin DOHC 4-langkah
yang berkapasitas 150 cc dan berteknologi PGM-FI (Programmed-Fuel Injection) dengan silinder 4-katup. Mesin seperti
ini menghasilkan performa yang memuaskan, akselerasi yang mulus dan responsif,
efisiensi bahan bakar (1 liter bensin untuk 22 km), serta emisi gas buang yang
rendah sehingga ramah lingkungan.
Ditambah lagi
dengan radiator yang dilengkapi kipas elektrik otomatis. Jadi, dapat
menyesuaikan dengan temperatur mesin, serta juga menjaga suhu itu agar tetap
stabil, tidak menjadi panas secara ekstrem. Maka, keawetan mesin menjadi
terjaga pula.
Memang pantas
saja CB150R Streetfire menyandang
predikat sebagai motor yang canggih, irit, dan advance. Penggunaan
teknologi yang serba terkini menyebabkannya layak disebut sebagai "canggih". Dengan rasio bahan bakar :
jarak tempuh yang 1 : 22, plus juga dengan mesin yang tahan lama, dan kadar
polusi yang rendah, kata "irit" jelas
pantas dikenakan. Apakah motor ini
juga layak menyandang gelar "advance"? Berlevel tinggi dan maju
dalam pelbagai bidang? Tentu! Motor
ini bukan berada dalam kelas sembarangan. Desainnya dirancang sedemikian rupa
dengan memperhitungkan segala aspek secara luas menyeluruh dan jauh ke depan.
Itulah advance!
Apa hubungannya CB150R Streetfire sebagai motor canggih, irit, dan advance dengan penilaian
saya akan motor berkopling manual
secara umum?
Pertama, karena
memang begitulah motor berkopling
manual: lebih canggih dan advance
ketimbang motor jenis lainnya, serta
seharusnya tak kalah irit dengan motor berkopling otomatis dan
skutermatik. Kedua, berkaitan erat dengan alasan pertama barusan, karena motor berkopling manual adalah bagi
pengendara yang canggih, irit, dan advance pula.
Saya adalah orang
yang sangat menjunjung kreativitas, inovasi, kebaruan, kemajuan, progresivitas,
dan kemutakhiran, tapi sekaligus juga amat menghormati efisiensi, efektivitas,
dan kelestarian. Saya tidak mau ketinggalan keduanya. Karena itulah, motor berkopling manual, umumnya, dan CB150R Streetfire, khususnya, begitu
cocok dengan kepribadian dan selera saya.
Kecanggihan dan ke-advance-an motor manual tidak hanya diukur dari
teknologi terapan yang dikenakannya saja. Sebab, motor jenis lain pun dapat dengan mudah
menggunakan aplikasi berteknologi sama. Tidak ada uniknya. Justru sesuatu yang
dianggap sebagai "batu sandungan" dan kelemahan motor manuallah yang malah merupakan
kunci keunggulannya, yang membuatnya lebih canggih
dan advance
ketimbang motor otomatis dan
skutermatik. Yaitu ke-manual-annya! Secara teknologi, sebagaimana saya bilang
tadi, sifat manual ini sendiri tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap canggih/advance atau tidaknya motor berkopling manual. Keunggulannya
baru terlihat dari dampaknya terhadap manusia penggunanya.
Saya punya
kesimpulan yang ada dasar kuatnya, yakni bahwa kita, manusia,
terpengaruh-mempengaruhi dengan apapun yang berinteraksi secara intensif dengan
diri kita, baik itu manusia maupun non-manusia (hewan, tumbuhan, dan materi).
Saya pakai blog sebagai contoh, berhubung
yang sedang saya tulis dan yang sedang Anda baca ini adalah sebuah blog. Ini yang saya maksud: ketika saya
berinteraksi intensif dengan blog saya ini,
maka salah satu atau kedua-duanya dari 2 hal ini yang akan terjadi; pertama, blog ini akan menggambarkan siapa saya ini
sejatinya, maksudnya, saya mempengaruhi blog
ini; dan, kedua, saking seringnya saya membaca ulang blog ini, maka lama-kelamaan, saya akan
mengadaptasi jiwa dari blog ini, jadi
sekiranya blog ini isinya melulu mellow, saya pun sedikit demi sedikit bakal
menjadi orang yang mellow, dengan begitu,
berarti blog inilah yang mempengaruhi diri
saya.
Hal yang sama pun
berlaku bagi sepeda motor. Pilihan
kita akan jenis motor tertentu sangat
mungkin dipengaruhi keadaan diri kita yang sebenarnya, baik selera, gaya hidup,
sampai filosofi yang dianut. Tapi, kalaupun pilihan kita bukan ditentukan
karena itu, kelak suatu saat, setelah kita memakai motor itu dalam waktu yang cukup lama
dan sering, apalagi jika kita sayang betul pada motor tersebut dan kerap "berinteraksi"
dengannya, maka karakter dari motor
bersangkutan pasti akan menempel pada kita, sehingga cepat atau lambat akan
menjadi karakter diri kita sendiri juga.
Dari satu sisi,
mungkin betul motor berkopling manual
itu ribet, menyusahkan. Namun, dari sisi lain, jelas, justru karena itulah, menggunakan
motor jenis ini membutuhkan skill dan kemahiran yang lebih
dibandingkan mengendarai motor bebek
dan skutermatik. Artinya, pengguna motor
manual pasti adalah pengendara motor
yang cukup canggih keterampilannya
memanuverkan si "kuda besi", dan juga memiliki tingkat kecakapan yang cukup advance
untuk dapat menaklukkan sang kendaraan sekaligus medan yang ditempuh.
Seandainyapun pada awal-awal pemakaian ia belum menjadi pengendara seperti itu,
nanti setelah "jam terbang"-nya tinggi niscaya pribadi tersebut akan menjadi
pengendara yang demikian.
Kesimpulannya, motor berkopling manual, teristimewa
Honda CB150R Streetfire, pasti akan
dipilih oleh pengendara yang, dan/atau pasti akan membentuk seseorang yang
menungganginya secara intensif menjadi pengendara motor dan manusia yang, canggih dan advance!
Dan khusus untuk
kasus CB150R, ada 2 hal yang menarik.
Pertama, seperti tadi sudah saya sebutkan, motor
manual Honda berkelas sportbike ini juga
menyebut dirinya "irit". Kedua, Honda
mengklaim, CB150R Streetfire ini
adalah bagi mereka yang menyukai tantangan. Ini menarik! Mengapa? Karena,
memang, adalah sebuah tantangan untuk tetap bisa mempertahankan dimensi "irit", yakni efisiensi-efektivitas,
berikut kelestarian dari segi lingkungan, dalam atmosfer segala yang serba canggih dan advance, mengingat kecanggihan dan karakter advance
itu dekat sekali dengan teknologi tinggi yang mahal, keglamoran penampilan, dan
biaya tinggi untuk perawatan agar tetap awet!
Maka, pengguna yang
memilih CB150R Streetfire sebagai
kendaraannya adalah orang yang sudah memiliki, atau berkeputusan untuk memiliki,
karakter pribadi yang canggih, irit, dan advance dalam banyak hal
(seperti dalam hal integritas pribadi, determinasi, kedisiplinan, etos kerja,
dan enduransi), serta menyukai tantangan pula agar selanjutnya dapat lebih canggih dan advance (serta juga "irit") lagi! Kebanyakan orang barangkali akan membayangkan eksekutif muda,
politisi, dan kaum profesional ketika disebutkan karakter-karakter yang
sedemikian. Saya tidak. Di benak saya, justru yang terlintas adalah para
personel TNI yang menjaga perbatasan, aparat kepolisian hutan, dan anggota
kesatuan anti-teror TNI-Polri. Mereka adalah orang-orang yang paling gamblang
menggambarkan karakter canggih dan advance,
serta juga "irit" dalam arti efisien
dan efektif dalam setiap tindakan dan kinerja. Untuk mereka, alangkah tepat
sekali diberikan CB150R Streetfire
ini sebagai kendaraan dinas resmi untuk menjalankan tugas, yang pasti
mengandung seribu tantangan yang serba canggih
dan advance
juga! Gabungan keduanya pasti akan menghasilkan kehebatan besar, yang amat
besar gunanya bagi keutuhan, kewibawaan, martabat, dan kedaulatan negara kita!