Kamis, 25 Januari 2018

Tahun 2018 Harus Menjadi Momenku Meraih Kecakapan Membuat Situs Web!



Sudah lama aku ingin bisa membuat situs web/website. Barangkali, sudah lebih dari lima tahun. Namun, beberapa kendala menghalangi. Pertama, kemalasan dan kelambananku sendiri dalam mencari jalan ke arah sana. Kedua, karena kendala pertama tadi, tentu saja aku jadinya belum kunjung juga menemukan tempat belajar yang tepat; atau, lebih tepatnya: yang menarik perhatianku. Ketiga, masih akibat kendala yang pertama, yakni kelambananku, aku pun jadi tidak berusaha mencari uang tambahan yang seharusnya dapat digunakan untuk membiayai kursus membuat situs web. Dan, yang keempat, tetap gara-gara kendala pertama tadi, sudah pasti aku jadi punya banyak alasan untuk menunda-nunda belajar membuat web, mulai dari belum ada waktu untuk mencari tempat belajar yang tepat, sampai belum memperoleh kesempatan untuk mencari pekerjaan sampingan yang bisa menghasilkan uang tambahan buat kursus website, dan beberapa alasan lainnya lagi; dan lucunya, semua alasan itu kupaparkan justru kepada diriku sendiri saja, berhubung memang sampai sekarang, belum pernah ada yang tahu kalau aku sebetulnya kepingin sekali belajar membuat web! Kalau sekarang, jelas saja ada orang lain pula yang tahu, yaitu kalian!

Kenapa aku berambisi untuk punya kemampuan membuat website? Ada 2 (dua) alasannya.

Pertama, aku seorang penulis. Selama ini, sebagaimana bisa kalian lihat sendiri, mediaku mengekspresikan diri ke dalam tulisan-tulisanku ialah blog. Sementara, blog itu kependekan dari web-log, yang artinya: sebuah situs yang berada di dalam domain atau bawahan dari situs lainnya. Misalnya saja blog-ku yang sedang kalian baca ini, di mana blog ini ada di bawah naungan domain situs blogspot.com yang menjadi milik Google. Itu artinya, media tempat aku menulis ini bukanlah punyaku sendiri. Tulisanku harus menumpang di rumah orang lain, begitu kira-kira pengibaratannya. Nah, dengan begitu, kalau aku mau tulisanku menempati rumah milikku sendiri, maka aku harus membangun sendiri rumah tersebut. Yaitu, situs milikku sendiri, yang kurancang sendiri, yang kubuat sendiri, dan yang kuisi sendiri, di mana semuanya itu sesuai selera dan gayaku sendiri. Bukan berdasarkan tatanan/template desain, gaya, dan lain-lain yang dibuatkan pihak manapun.

Kedua, seorang penulis adalah seorang wirausahawan/entrepreneur. Sejatinya, dalam atmosfer bisnis di era pascamodern saat ini, sekalipun bekerja di bawah perintah orang lain, kita tetap membutuhkan personal branding. Namun, ketika bekerja secara wirausaha, kita akan berkali-kali lipat merasakan bahwa personal branding itu dibutuhkan. Baik untuk memperkenalkan dan mempromosikan produk kita maupun untuk memberikan penjelasan tentang produk tersebut kepada orang. Baik untuk menarik perhatian maupun untuk melayani klien yang memakai produk kita. Baik untuk meningkatkan kualifikasi dan kredibilitas diri dan produk kita maupun untuk meningkatkan rasa percaya orang akan komitmen dan kompetensi kita. Nah, selaku penulis, aku berpendapat, jika aku bisa meningkatkan personal branding-ku, maka tulisan-tulisanku akan menjadi jauh lebih berterima di semua kalangan. Sebab, salah satu misiku menjadi penulis antara lain adalah memang agar tulisan-tulisanku dibaca sebanyak mungkin orang. Ini bukan hanya urusan bisnis dan uang, supaya aku bisa memperoleh banyak nafkah dan kalau mungkin juga profit dari tulisan-tulisanku. Pula, tidak sekadar urusan prestise, agar aku memperoleh nama besar. Tetapi, lebih daripada itu semua, tujuanku ialah memberi dan menjadi manfaat bagi sebanyak mungkin orang, termasuk dan khususnya melalui tulisan-tulisan yang kubuat.

Lantas, kenapa baru sekarang, di tahun 2018 ini, tekadku mengkristal, yakni untuk mempelajari cara membuat situs web? Mengapa juga aku harus menguasai ilmu pembuatan website dan mengikuti kursus website? Bukankah jika aku hendak mempunyai website pribadi, aku bisa menghubungi perusahaan hosting yang menyediakan jasa pembuatan web, atau bahkan sekalian langsung ke orang atau lembaga yang memang khusus bergerak di bidang perancangan web?

Selain karena aku merasa kurang leluasa mendeskripsikan apa yang tergambar di otakku tentang apa yang kumau apabila aku memakai jasa otak dan tangan orang lain, alasan lainnya untuk semua hal di atas adalah karena aku menemukan informasi tentang DUMET School, yang kalian bisa cari tahu juga dengan mengakses situsnya di https://www.dumetschool.com.

DUMET School adalah sebuah perusahaan kursus yang mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan website dan isinya. Termasuk untuk membuat dan mendesain website itu sendiri. Jadi, kursus-kursus yang diselenggarakan di sana selain kursus website, yang terdiri dari kursus web master, kursus web programming, dan kursus web design, juga ada kursus digital marketing dan kursus desain grafis.

Setelah membaca dengan saksama semua yang ditawarkannya, terutama segala ragam kursusnya, aku berkesimpulan, yang aku betul-betul butuhkan memang ialah kursus website. Karena, memang dalam bidang pembuatan, pemrograman, dan penataan situs web sajalah aku sungguh-sungguh memerlukan bantuan orang lain untuk mengajari dan membimbingku. Tentu saja, orang yang profesional dan berkompeten di bidang tersebut. Sedangkan, tentang bidang digital marketing dan desain grafis, kupikir, aku mampu mempelajarinya sendiri secara otodidak tanpa bantuan orang lain, juga mengumpulkan sendiri bahan-bahan ilmunya dari berbagai sumber. Lebih-lebih, kalau aku sudah mahir membuat website, mempelajari kedua bidang tersebut menurutku tentu akan jauh lebih mudah lagi.

Dan di antara ketiga kursus yang masuk dalam kategori kursus website, yang ingin kuikuti adalah kursus web master. Kalian dapat melihat penjelasannya dari video yang kuambil dari https://www.youtube.com/watch?v=WETqcqeR1Bk berikut ini.




Karena, melihat dari apa yang dijelaskan di situs DUMET Schoolkursus web master ini bisa kusimpulkan merupakan gabungan dari kursus web programming dan kursus web designDari rincian spesifikasi materi kelas dan pelajarannya yang kuperlihatkan dalam 3 (tiga) diagram di bawah ini, jelas terlihat bahwa materi-materi di kursus web master itu memang adalah gabungan dari materi-materi yang diajarkan di kedua jenis kursus rekanannya itu.

Daftar materi yang diajarkan di kursus web master DUMET School berikut masa waktu kursus dan harganya (Sumber: https://www.dumetschool.com/kursus-web-master)

Daftar materi yang diajarkan di kursus web programming  DUMET School berikut masa waktu kursus dan harganya (Sumber: https://www.dumetschool.com/kursus-web-programming)

Daftar materi yang diajarkan di kursus web design  DUMET School berikut masa waktu kursus dan harganya (Sumber: https://www.dumetschool.com/kursus-web-design)

Namun, untuk itu, seperti yang sudah kupaparkan di bagian paling awal tadi, aku harus bekerja lebih keras supaya bisa memperoleh tambahan pendapatan. Pasalnya, biaya untuk kursus di DUMET School sangat mahal untuk ukuranku. Apalagi untuk kelas kursus web master.

Tetapi, justru itu yang membuatku cukup mempercayai DUMET School sehingga menjadi tertarik untuk menjadikannya kandidat paling utama yang akan kupilih sebagai tempatku menuntut ilmu pembuatan situs web. Berkaca dari kejadian di tempat lain di negeri kita belakangan ini, perusahaan-perusahaan yang menawarkan jasa dengan harga murah, terlebih bilamana murahnya itu sudah termasuk tidak rasional, terbukti melakukan penipuan, seperti yang dilakukan banyak agen perjalanan ibadah umrah. Lagian, semua yang ditawarkan DUMET School dan prospek yang bisa kudapatkan setelah belajar di tempat kursus tersebut pun tampak sepadan dengan harganya.