Selasa, 31 Desember 2013

Menjadi Canggih, Irit, dan Advance Bersama Honda CB150R Streetfire

 

Sepeda motor dengan kopling manual itu punya arti spesial dan tempat khusus di hati saya. Ini murni subyektif. Secara obyektif, saya menilai, semua genre motor memiliki keistimewaan dan keunggulan sendiri-sendiri.

Motor berkopling otomatis, atau lebih tepatnya: berkopling non-manual, yang dulu, zaman saya kecil dan masih sekolah, terkenal dengan nama "motor bebek", memberikan kepraktisan dan kemudahan bagi pengendara. Ditambah lagi dengan bobotnya yang relatif paling ringan dari semua genre, motor jenis ini jelas sangat memudahkan pengguna sewaktu berjalan dan berhenti. Selain tidak perlu buang banyak konsentrasi saat dalam perjalanan buat atur keseimbangan antara kopling dengan gas, rem, dan persneling lagi, karena koplingnya sudah diatur "dari sono-nya" supaya otomatis bekerja saat berpindah gigi, kaki kita pun jadi lebih nyaman saat berhenti ketika jalanan macet, atau waktu di lampu merah, atau saat keluar-masuk tempat parkir karena beban yang harus ditahan tidak seberat motor-motor jenis lain. Apalagi, mengingat konsumsi bahan bakarnya yang sangat irit. Sudahlah, buat banyak kalangan, yang memiliki motor sekadar sebagai alat transportasi cepat dan praktis semata, "bebek" memang merupakan pilihan yang paling pas.

Sedangkan motor skutermatik, yang sampai sekarang, konon, masih menjadi primadona, mampu "mempertahankan tahta" hingga sejauh ini karena kadar kemudahan pemakaiannya yang lebih tinggi lagi, sekalipun dari segi bobot masih kalah dari motor bebek. Tidak usahnya pindah-pindah gigi ketika di jalan rupa-rupanya masih dipandang sebagai keistimewaan besar bagi sebagian besar konsumen.

Nah, sekarang, apa kelebihan motor berkopling manual, selain lebih berat bobotnya, lebih besar ukurannya, dan lebih besar tangki bensinnya? Saya akan menjelaskannya dengan memakai contoh aktualnya langsung, yaitu salah satu motor berkopling manual itu sendiri. Dan yang saya anggap paling mumpuni sebagai representatif adalah motor Honda CB150R Streetfire.

Mengapa harus CB150R? Karena tagline-nya tepat sekali menggambarkan pandangan saya akan motor manual.


Ayo, saya ajak kita sama-sama lihat apa saja yang CB150R Streetfire punya sampai-sampai Honda berani pasang jargon "canggih, irit, dan advance" begitu!

Kita lihat tampilan luarnya dulu. Bodi CB150R Streetfire dibentuk dari rangka berdesain terbaru Truss Frame atau Trellis. Desain ini khusus dibentuk untuk menunjang keoptimalan kerja mesin dan memaksimalkan fungsi suspensinya. Alhasil, kita akan merasakan kenyamanan saat menungganginya, karena mantap, stabil, namun tetap lincah bermanuver.

Suspensinya sendiri berteknologi ProLink. Suspensi tipe ini sangat adaptif terhadap segala jenis medan. Jadi, manfaatnya buat pengendara adalah kenyamanan pula, berhubung guncangan yang terasa lembut pada jok, sehingga tidak membuat kita sakit pinggang dan nyeri bokong.

Sekarang kita tinjau mesinnya. Motor Honda CB150R ini memiliki mesin DOHC 4-langkah yang berkapasitas 150 cc dan berteknologi PGM-FI (Programmed-Fuel Injection) dengan silinder 4-katup. Mesin seperti ini menghasilkan performa yang memuaskan, akselerasi yang mulus dan responsif, efisiensi bahan bakar (1 liter bensin untuk 22 km), serta emisi gas buang yang rendah sehingga ramah lingkungan.

Ditambah lagi dengan radiator yang dilengkapi kipas elektrik otomatis. Jadi, dapat menyesuaikan dengan temperatur mesin, serta juga menjaga suhu itu agar tetap stabil, tidak menjadi panas secara ekstrem. Maka, keawetan mesin menjadi terjaga pula.

Memang pantas saja CB150R Streetfire menyandang predikat sebagai motor yang canggih, irit, dan advance. Penggunaan teknologi yang serba terkini menyebabkannya layak disebut sebagai "canggih". Dengan rasio bahan bakar : jarak tempuh yang 1 : 22, plus juga dengan mesin yang tahan lama, dan kadar polusi yang rendah, kata "irit" jelas pantas dikenakan. Apakah motor ini juga layak menyandang gelar "advance"? Berlevel tinggi dan maju dalam pelbagai bidang? Tentu! Motor ini bukan berada dalam kelas sembarangan. Desainnya dirancang sedemikian rupa dengan memperhitungkan segala aspek secara luas menyeluruh dan jauh ke depan. Itulah advance!

Apa hubungannya CB150R Streetfire sebagai motor canggih, irit, dan advance dengan penilaian saya akan motor berkopling manual secara umum?

Pertama, karena memang begitulah motor berkopling manual: lebih canggih dan advance ketimbang motor jenis lainnya, serta seharusnya tak kalah irit dengan motor berkopling otomatis dan skutermatik. Kedua, berkaitan erat dengan alasan pertama barusan, karena motor berkopling manual adalah bagi pengendara yang canggih, irit, dan advance pula.

Saya adalah orang yang sangat menjunjung kreativitas, inovasi, kebaruan, kemajuan, progresivitas, dan kemutakhiran, tapi sekaligus juga amat menghormati efisiensi, efektivitas, dan kelestarian. Saya tidak mau ketinggalan keduanya. Karena itulah, motor berkopling manual, umumnya, dan CB150R Streetfire, khususnya, begitu cocok dengan kepribadian dan selera saya.

Kecanggihan dan ke-advance-an motor manual tidak hanya diukur dari teknologi terapan yang dikenakannya saja. Sebab, motor jenis lain pun dapat dengan mudah menggunakan aplikasi berteknologi sama. Tidak ada uniknya. Justru sesuatu yang dianggap sebagai "batu sandungan" dan kelemahan motor manuallah yang malah merupakan kunci keunggulannya, yang membuatnya lebih canggih dan advance ketimbang motor otomatis dan skutermatik. Yaitu ke-manual-annya! Secara teknologi, sebagaimana saya bilang tadi, sifat manual ini sendiri tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap canggih/advance atau tidaknya motor berkopling manual. Keunggulannya baru terlihat dari dampaknya terhadap manusia penggunanya.

Saya punya kesimpulan yang ada dasar kuatnya, yakni bahwa kita, manusia, terpengaruh-mempengaruhi dengan apapun yang berinteraksi secara intensif dengan diri kita, baik itu manusia maupun non-manusia (hewan, tumbuhan, dan materi). Saya pakai blog sebagai contoh, berhubung yang sedang saya tulis dan yang sedang Anda baca ini adalah sebuah blog. Ini yang saya maksud: ketika saya berinteraksi intensif dengan blog saya ini, maka salah satu atau kedua-duanya dari 2 hal ini yang akan terjadi; pertama, blog ini akan menggambarkan siapa saya ini sejatinya, maksudnya, saya mempengaruhi blog ini; dan, kedua, saking seringnya saya membaca ulang blog ini, maka lama-kelamaan, saya akan mengadaptasi jiwa dari blog ini, jadi sekiranya blog ini isinya melulu mellow, saya pun sedikit demi sedikit bakal menjadi orang yang mellow, dengan begitu, berarti blog inilah yang mempengaruhi diri saya.

Hal yang sama pun berlaku bagi sepeda motor. Pilihan kita akan jenis motor tertentu sangat mungkin dipengaruhi keadaan diri kita yang sebenarnya, baik selera, gaya hidup, sampai filosofi yang dianut. Tapi, kalaupun pilihan kita bukan ditentukan karena itu, kelak suatu saat, setelah kita memakai motor itu dalam waktu yang cukup lama dan sering, apalagi jika kita sayang betul pada motor tersebut dan kerap "berinteraksi" dengannya, maka karakter dari motor bersangkutan pasti akan menempel pada kita, sehingga cepat atau lambat akan menjadi karakter diri kita sendiri juga.

Dari satu sisi, mungkin betul motor berkopling manual itu ribet, menyusahkan. Namun, dari sisi lain, jelas, justru karena itulah, menggunakan motor jenis ini membutuhkan skill dan kemahiran yang lebih dibandingkan mengendarai motor bebek dan skutermatik. Artinya, pengguna motor manual pasti adalah pengendara motor yang cukup canggih keterampilannya memanuverkan si "kuda besi", dan juga memiliki tingkat kecakapan yang cukup advance untuk dapat menaklukkan sang kendaraan sekaligus medan yang ditempuh. Seandainyapun pada awal-awal pemakaian ia belum menjadi pengendara seperti itu, nanti setelah "jam terbang"-nya tinggi niscaya pribadi tersebut akan menjadi pengendara yang demikian.

Kesimpulannya, motor berkopling manual, teristimewa Honda CB150R Streetfire, pasti akan dipilih oleh pengendara yang, dan/atau pasti akan membentuk seseorang yang menungganginya secara intensif menjadi pengendara motor dan manusia yang, canggih dan advance!

Dan khusus untuk kasus CB150R, ada 2 hal yang menarik. Pertama, seperti tadi sudah saya sebutkan, motor manual Honda berkelas sportbike ini juga menyebut dirinya "irit". Kedua, Honda mengklaim, CB150R Streetfire ini adalah bagi mereka yang menyukai tantangan. Ini menarik! Mengapa? Karena, memang, adalah sebuah tantangan untuk tetap bisa mempertahankan dimensi "irit", yakni efisiensi-efektivitas, berikut kelestarian dari segi lingkungan, dalam atmosfer segala yang serba canggih dan advance, mengingat kecanggihan dan karakter advance itu dekat sekali dengan teknologi tinggi yang mahal, keglamoran penampilan, dan biaya tinggi untuk perawatan agar tetap awet!

Maka, pengguna yang memilih CB150R Streetfire sebagai kendaraannya adalah orang yang sudah memiliki, atau berkeputusan untuk memiliki, karakter pribadi yang canggih, irit, dan advance dalam banyak hal (seperti dalam hal integritas pribadi, determinasi, kedisiplinan, etos kerja, dan enduransi), serta menyukai tantangan pula agar selanjutnya dapat lebih canggih dan advance (serta juga "irit") lagi! Kebanyakan orang barangkali akan membayangkan eksekutif muda, politisi, dan kaum profesional ketika disebutkan karakter-karakter yang sedemikian. Saya tidak. Di benak saya, justru yang terlintas adalah para personel TNI yang menjaga perbatasan, aparat kepolisian hutan, dan anggota kesatuan anti-teror TNI-Polri. Mereka adalah orang-orang yang paling gamblang menggambarkan karakter canggih dan advance, serta juga "irit" dalam arti efisien dan efektif dalam setiap tindakan dan kinerja. Untuk mereka, alangkah tepat sekali diberikan CB150R Streetfire ini sebagai kendaraan dinas resmi untuk menjalankan tugas, yang pasti mengandung seribu tantangan yang serba canggih dan advance juga! Gabungan keduanya pasti akan menghasilkan kehebatan besar, yang amat besar gunanya bagi keutuhan, kewibawaan, martabat, dan kedaulatan negara kita!

Jumat, 13 Desember 2013

ASUS Fonepad Tablet 7 Inci dengan Fungsi Telepon

Gaya hidup zaman sekarang menuntut kita untuk bijak dalam mengatur irama dan pola kegiatan sehari-hari. Sebab, bila tidak, kita akan kewalahan sendiri. Pasalnya, dengan kian derasnya arus informasi dan komunikasi seiring akselerasi perkembangan teknologi yang semakin meningkat dari hari ke hari, selain memang aksesibilitas makin mudah dan peluang baru makin banyak terbuka, namun, di sisi lain, kebutuhan akan sarana-prasarana telekomunikasi dan informasi pun pasti tambah mendesak. Kian variatif gaya komunikasi dan pencarian informasi kita, kian banyak juga alat atau sarana (gadget) yang perlu kita miliki. Hal ini tentu tidak efisien. Selain bawaan kita jadi semakin berat dan membuat ribet, tentu lebih banyak juga energi listrik yang kita konsumsi, sebuah contoh gaya hidup yang kurang ramah lingkungan.

Tapi keadaan tersebut tidak akan terjadi seandainya kita dapat memperoleh segala macam informasi yang kita butuhkan dan, karenanya, menikmati bantuan besar bagi kelancaran pekerjaan kita, sekaligus bisa berkomunikasi tanpa hambatan, hanya dengan satu alat saja.

Dan memang ada alat semacam itu. ASUS Fonepad!

ASUS Fonepad adalah sebuah komputer tablet yang sekaligus juga mempunyai fungsi layaknya telepon selular.



Umumnya, komputer tablet mengandalkan mode WiFi untuk dapat terhubung dengan jaringan internet. Masalahnya di Indonesia adalah ketersediaan WiFi masih terbatas, hanya ada di tempat-tempat tertentu. Sehingga, kita tidak bebas mengakses internet di sembarang tempat. Berbeda dengan ASUS Fonepad, yang menyediakan pula fitur 3G. Dengan fitur 3G ini, kita dapat menggunakan jaringan nirkabel dari operator selular untuk mengakses internet.

Barangkali, sebagian kita pernah berpikir, karena fitur 3G itu disediakan jaringan selular, sudah tentu untuk mengoperasikan fitur tersebut kita harus menggunakan kartu yang disediakan operator selular; kalau begitu, kenapa komputer tablet yang menggunakan fitur 3G tidak sekalian saja bisa difungsikan juga sebagai telepon selular, sehingga kita bisa sekalian memakainya untuk menelepon, juga menerima dan mengirim SMS serta MMS? Nah, ASUS Fonepad menjawab dan menyediakan semua itu! Jadi, tablet keluaran ASUS ini juga dapat difungsikan sebagaimana sebuah telepon pintar/smartphone. Apalagi, kenyamanan bertelepon juga ditunjang oleh teknologi built-in noise cancelling yang membuat suara menjadi lebih jernih dan jelas di telinga lawan bicara kita. Bisa menggunakan Bluetooth headset pula, berhubung tablet ini dilengkapi juga dengan fasilitas Bluetooth.

Secara tampilan luar saja, ASUS Fonepad ini sudah menarik. Besar layarnya 7 inci, sehingga kita tidak akan sakit mata menatap layar akibat saking kecilnya tulisan, namun juga tidak bakal kesulitan memegang sewaktu menelepon karena memang pas di genggaman, tidak terlalu besar. Casing-nya berbahan aluminium dengan desain metalik yang tersedia dalam 2 warna, Titanium Grey dan Champagne Gold, jadi sangat elegan dan berkelas. Apalagi, desain tersebut juga dirancang minimalis dan rapi karena tidak mengumbar banyak port atau konektor di tepi-tepinya selain untuk micro-USB dan audio jack (headphone/mic-in), sebab slot untuk micro-SD dan SIM-Card terdapat di dalam, di balik penutup belakang pada sebelah atasnya.

Layar LED 7 inci 10-finger multi-touch itu juga mendukung video beresolusi HD (1280x800), jadi kita akan lebih asyik menonton, bermain game, dan bermultimedia. Apalagi, ASUS Fonepad ini dilengkapi juga dengan panel IPS, sehingga tampilan layar akan tetap terlihat tajam dan terang walaupun kita menatapnya dari sudut pandang hingga 178 derajat. Berkaitan juga dengan video, tablet ini juga memiliki 2 kamera. Satu di depan, sebesar 1,2 MP. Satu lagi di belakang, sebesar 3 MP, yang auto-focus dan mampu merekam video dengan resolusi HD 720p. Sementara itu, audionya juga tak kalah keren karena memanfaatkan teknologi ASUS SonicMaster dan juga software teknologi audio pemenang penghargaan Maxx Audio.

Soal kinerja, tablet ini dipersenjatai prosesor Intel Atom Z2420 Lexington yang berkecepatan 1,2 GHz dan mempunyai fitur HyperThreading. ASUS Fonepad adalah tablet 7 inci pertama di dunia yang memakai prosesor tersebut. Memorinya sebesar 1 GB. Sistem operasi yang digunakan adalah Android 4.1 Jelly Bean. Dengan demikian, tablet ASUS ini handal dalam soal kecepatan dan penanganan data.

Tablet ini juga menyediakan penyimpanan sebesar 8 GB atau 32 GB. Kapasitas itu juga dapat diekspansi hingga 32 GB lagi dengan menggunakan micro-SD. Ditambah lagi dengan fasilitas penyimpanan online berbasis cloud ASUS Webstorage Space sebesar 5 GB yang dapat digunakan tanpa batas waktu, alias selamanya. Kita tidak perlu kuatir kekurangan ruang untuk menyimpan koleksi video, foto, dan musik kita. Termasuk juga untuk data pekerjaan kita. Khusus untuk yang terakhir ini, kita lebih dipermudah lagi, sebab media penyimpanan cloud ASUS itu juga punya fitur Webstorage Office, sehingga kita bisa membuka, membuat, mengedit, dan men-share dokumen Microsoft Word, Excel, dan PowerPoint secara online dari ASUS Fonepad tersebut tanpa perlu menginstalasi software Microsoft Office lagi.

Dengan fungsi tablet merangkap telepon selular seperti itu, apakah baterainya tidak jadi boros? Pertanyaan yang bagus. Dan jawabannya adalah: tidak. Baterai 4270 mAh dari Fonepad ini sanggup bertahan 9,5 jam saat digunakan untuk memutar video beresolusi HD 720p non-stop, dan 31 jam untuk bertelepon di jaringan 3G.

Bagaimana mengenai harganya? Tidak perlu kuatir. Harga tablet yang 8 GB adalah Rp2.499.000. Sedangkan yang kapasitas penyimpanannya 32 GB dibandrol dengan harga Rp3.699.000. Terjangkau, bukan?

Melihat semua kapabilitas dan keistimewaan di atas, ASUS Fonepad lekat dengan berbagai versi akan perpaduan 2 kekuatan, ditinjau dari berbagai aspek, seperti yang bisa kita dengar sendiri dari keterangan sang talent di video advertorial ASUS Fonepad berikut ini. (Di video ini, kita juga bisa mendapatkan visualisasi kehebatan-kehebatan tablet ASUS ini untuk memperjelas apa yang sudah kita simak di atas.)


Ya! ASUS Fonepad bukan sekadar perpaduan tablet dengan telepon selular saja, namun juga perpaduan moda komunikasi gaya lama (telepon) dengan yang gaya baru (komputer tablet). Tablet ASUS ini juga memadukan kekuatan dan ketahanan dalam kinerjanya. Dan berbagai perpaduan lainnya, sebagaimana bisa kita saksikan sendiri dari video di atas. Ditambah satu perpaduan lagi, seperti yang tersirat pada awal-awal tulisan ini, yakni perpaduan efisiensi dengan availabilitas (ketersediaan, atau kondisi serba-lengkap).