Sudah lama aku ingin bisa membuat situs web/website. Barangkali, sudah lebih dari lima tahun. Namun, beberapa kendala menghalangi. Pertama, kemalasan dan kelambananku sendiri dalam mencari jalan ke arah sana. Kedua, karena kendala pertama tadi, tentu saja aku jadinya belum kunjung juga menemukan tempat belajar yang tepat; atau, lebih tepatnya: yang menarik perhatianku. Ketiga, masih akibat kendala yang pertama, yakni kelambananku, aku pun jadi tidak berusaha mencari uang tambahan yang seharusnya dapat digunakan untuk membiayai kursus membuat situs web. Dan, yang keempat, tetap gara-gara kendala pertama tadi, sudah pasti aku jadi punya banyak alasan untuk menunda-nunda belajar membuat web, mulai dari belum ada waktu untuk mencari tempat belajar yang tepat, sampai belum memperoleh kesempatan untuk mencari pekerjaan sampingan yang bisa menghasilkan uang tambahan buat kursus website, dan beberapa alasan lainnya lagi; dan lucunya, semua alasan itu kupaparkan justru kepada diriku sendiri saja, berhubung memang sampai sekarang, belum pernah ada yang tahu kalau aku sebetulnya kepingin sekali belajar membuat web! Kalau sekarang, jelas saja ada orang lain pula yang tahu, yaitu kalian!
Kenapa aku
berambisi untuk punya kemampuan membuat website?
Ada 2 (dua) alasannya.
Pertama, aku
seorang penulis. Selama ini, sebagaimana bisa kalian lihat sendiri, mediaku
mengekspresikan diri ke dalam tulisan-tulisanku ialah blog. Sementara, blog itu
kependekan dari web-log, yang
artinya: sebuah situs yang berada di dalam domain atau bawahan dari situs
lainnya. Misalnya saja blog-ku yang
sedang kalian baca ini, di mana blog
ini ada di bawah naungan domain situs blogspot.com yang menjadi milik Google.
Itu artinya, media tempat aku menulis ini bukanlah punyaku sendiri. Tulisanku
harus menumpang di rumah orang lain, begitu kira-kira pengibaratannya. Nah,
dengan begitu, kalau aku mau tulisanku menempati rumah milikku sendiri, maka
aku harus membangun sendiri rumah tersebut. Yaitu, situs milikku sendiri, yang
kurancang sendiri, yang kubuat sendiri, dan yang kuisi sendiri, di mana
semuanya itu sesuai selera dan gayaku sendiri. Bukan berdasarkan tatanan/template desain, gaya, dan lain-lain
yang dibuatkan pihak manapun.
Kedua, seorang
penulis adalah seorang wirausahawan/entrepreneur.
Sejatinya, dalam atmosfer bisnis di era pascamodern saat ini, sekalipun bekerja
di bawah perintah orang lain, kita tetap membutuhkan personal branding. Namun, ketika bekerja secara wirausaha, kita
akan berkali-kali lipat merasakan bahwa personal
branding itu dibutuhkan. Baik untuk memperkenalkan dan mempromosikan produk
kita maupun untuk memberikan penjelasan tentang produk tersebut kepada orang.
Baik untuk menarik perhatian maupun untuk melayani klien yang memakai produk
kita. Baik untuk meningkatkan kualifikasi dan kredibilitas diri dan produk kita
maupun untuk meningkatkan rasa percaya orang akan komitmen dan kompetensi kita.
Nah, selaku penulis, aku berpendapat, jika aku bisa meningkatkan personal branding-ku, maka
tulisan-tulisanku akan menjadi jauh lebih berterima di semua kalangan. Sebab,
salah satu misiku menjadi penulis antara lain adalah memang agar
tulisan-tulisanku dibaca sebanyak mungkin orang. Ini bukan hanya urusan bisnis
dan uang, supaya aku bisa memperoleh banyak nafkah dan kalau mungkin juga
profit dari tulisan-tulisanku. Pula, tidak sekadar urusan prestise, agar aku memperoleh
nama besar. Tetapi, lebih daripada itu semua, tujuanku ialah memberi dan
menjadi manfaat bagi sebanyak mungkin orang, termasuk dan khususnya melalui
tulisan-tulisan yang kubuat.
Lantas, kenapa
baru sekarang, di tahun 2018 ini, tekadku mengkristal, yakni untuk mempelajari
cara membuat situs web? Mengapa juga aku harus menguasai ilmu pembuatan website dan mengikuti kursus website?
Bukankah jika aku hendak mempunyai website
pribadi, aku bisa menghubungi perusahaan hosting
yang menyediakan jasa pembuatan web, atau bahkan sekalian langsung ke orang
atau lembaga yang memang khusus bergerak di bidang perancangan web?
Selain karena aku
merasa kurang leluasa mendeskripsikan apa yang tergambar di otakku tentang apa
yang kumau apabila aku memakai jasa otak dan tangan orang lain, alasan lainnya untuk
semua hal di atas adalah karena aku menemukan informasi tentang DUMET School, yang kalian bisa cari
tahu juga dengan mengakses situsnya di https://www.dumetschool.com.
DUMET School adalah sebuah perusahaan
kursus yang mengajarkan hal-hal yang berkaitan dengan website dan isinya. Termasuk untuk membuat dan mendesain website itu sendiri. Jadi, kursus-kursus
yang diselenggarakan di sana selain kursus website, yang terdiri dari kursus web master, kursus web programming, dan kursus web design, juga ada kursus digital marketing dan kursus desain grafis.
Setelah membaca
dengan saksama semua yang ditawarkannya, terutama segala ragam kursusnya, aku
berkesimpulan, yang aku betul-betul butuhkan memang ialah kursus website.
Karena, memang dalam bidang pembuatan, pemrograman, dan penataan situs web
sajalah aku sungguh-sungguh memerlukan bantuan orang lain untuk mengajari dan
membimbingku. Tentu saja, orang yang profesional dan berkompeten di bidang
tersebut. Sedangkan, tentang bidang digital
marketing dan desain grafis, kupikir, aku mampu mempelajarinya sendiri
secara otodidak tanpa bantuan orang lain, juga mengumpulkan sendiri bahan-bahan
ilmunya dari berbagai sumber. Lebih-lebih, kalau aku sudah mahir membuat website, mempelajari kedua bidang tersebut
menurutku tentu akan jauh lebih mudah lagi.
Dan di antara
ketiga kursus yang masuk dalam kategori kursus website, yang ingin kuikuti
adalah kursus web master. Kalian dapat melihat penjelasannya dari video yang kuambil dari https://www.youtube.com/watch?v=WETqcqeR1Bk berikut ini.
Karena, melihat dari apa yang dijelaskan di situs DUMET School, kursus web master ini bisa kusimpulkan merupakan gabungan dari kursus web programming dan kursus web design. Dari rincian spesifikasi materi kelas dan pelajarannya yang kuperlihatkan dalam 3 (tiga) diagram di bawah ini, jelas terlihat bahwa materi-materi di kursus web master itu memang adalah gabungan dari materi-materi yang diajarkan di kedua jenis kursus rekanannya itu.
Karena, melihat dari apa yang dijelaskan di situs DUMET School, kursus web master ini bisa kusimpulkan merupakan gabungan dari kursus web programming dan kursus web design. Dari rincian spesifikasi materi kelas dan pelajarannya yang kuperlihatkan dalam 3 (tiga) diagram di bawah ini, jelas terlihat bahwa materi-materi di kursus web master itu memang adalah gabungan dari materi-materi yang diajarkan di kedua jenis kursus rekanannya itu.
Daftar materi yang diajarkan di kursus web master DUMET School berikut masa waktu kursus dan harganya (Sumber: https://www.dumetschool.com/kursus-web-master) |
Daftar materi yang diajarkan di kursus web programming DUMET School berikut masa waktu kursus dan harganya (Sumber: https://www.dumetschool.com/kursus-web-programming) |
Daftar materi yang diajarkan di kursus web design DUMET School berikut masa waktu kursus dan harganya (Sumber: https://www.dumetschool.com/kursus-web-design) |
Namun, untuk itu,
seperti yang sudah kupaparkan di bagian paling awal tadi, aku harus bekerja lebih
keras supaya bisa memperoleh tambahan pendapatan. Pasalnya, biaya untuk kursus
di DUMET School sangat mahal untuk
ukuranku. Apalagi untuk kelas kursus web master.
Tetapi, justru
itu yang membuatku cukup mempercayai DUMET School sehingga menjadi tertarik untuk menjadikannya kandidat paling utama
yang akan kupilih sebagai tempatku menuntut ilmu pembuatan situs web. Berkaca
dari kejadian di tempat lain di negeri kita belakangan ini, perusahaan-perusahaan
yang menawarkan jasa dengan harga murah, terlebih bilamana murahnya itu sudah
termasuk tidak rasional, terbukti melakukan penipuan, seperti yang dilakukan
banyak agen perjalanan ibadah umrah. Lagian, semua yang ditawarkan DUMET School dan prospek yang bisa
kudapatkan setelah belajar di tempat kursus tersebut pun tampak sepadan dengan
harganya.