Kita baru saja memasuki tahun 2012. Biasanya, pada tiap awal tahun, orang berharap tahun yang baru akan lebih baik daripada tahun sebelumnya. Anda begitu? Kalau demikian, Anda pasti kecewa berat. Harapan itu sudah pasti tidak kesampaian!
Anda bilang saya pesimis? Baik! Coba simak.
Pertama, jika Anda mendalami sains, khususnya Fisika, Anda akan mendapati fakta ilmiah ini: segala-galanya di alam semesta ini sedang menuju kehancuran dan kepunahan, dan proses kemerosotan itu berjalan semakin lama semakin cepat! Semua makhluk menjadi tua, kehabisan daya, lalu mati; semua materi aus, usang, kemudian jadi sampah, terbuang; demikian juga ekonomi, politik, moral, semua merosot tajam; krisis melanda semua bidang.
Kedua, Anda sendiri bisa saksikan, manusia makin jahat, biadab, tak manusiawi lagi. Kasih sayang, kebersamaan, rasa hormat, dan kebajikan sudah langka. Keserakahan makin parah, korupsi merajalela tanpa terkendali. Semakin susah mendapati orang yang tulus menolong saat kita susah, sementara hati kita sendiri pun makin susah tergerak melihat orang susah. Kekerasan tambah marak, bahkan anak-anak dan remaja sudah sangat mahir melakukannya. Tangan kian enteng melakukan pembunuhan, untuk alasan yang amat sepele, dengan cara yang sangat keji.
Ketiga, tak ada manusia yang tahu kapan ia mati. Andaipun benar tahun 2012 ini lebih baik, apa Anda bisa jamin bahwa Anda masih hidup sampai tahun ini usai untuk dapat ikut menikmatinya? Maka, yang harusnya menjadi obsesi Anda bukanlah harapan kosong akan “tahun yang lebih baik”, melainkan pertanyaan: “Setelah aku mati, apa yang akan terjadi? Apakah Tuhan akan menerimaku di sorga?"
Sepertinya kembali ada nada sumbang. Ada di antara Anda yang berseloroh: “Sorga dan neraka itu omong kosong! Sesudah mati, ya sudah! Selesai! Tidak ada yang namanya ‘Tuhan’!”
Oke! Pikirkan ini: kalau ada orang merampok harta dan uang Anda habis-habisan, lalu menganiaya Anda dan seluruh keluarga Anda sampai cacat bahkan meninggal, setelah itu kabur; Anda sama sekali tidak tahu siapa dia, polisi tidak pernah dapat menemukannya; kira-kira bagaimana perasaan Anda membayangkan orang tersebut hidup tenang dan tidak terjamah hukum sampai tua, malah meninggal dalam keadaan kaya, terhormat, bahagia, dikelilingi para kekasihnya? Saya yakin, Anda pasti tidak terima. Anda berharap, entah bagaimana caranya, keadilan ditegakkan dan orang itu terbalaskan, bukan? Tapi bagaimana mungkin itu terlaksana jika tak ada apa-apa di seberang alam maut dan tidak ada Tuhan yang menjadi Hakim Terakhir?
Saudara, Tuhan itu sungguh ada! Ia memang bermaksud memusnahkan alam semesta-Nya ini karena semua ini sudah dikuasai dosa. Itulah kiamat! Itulah alasan mengapa semuanya makin kacau dan rusak. Dan karena Tuhan ada maka keadilan bisa ditegakkan. Itu sebabnya, neraka harus ada untuk menghukum orang jahat. Masalahnya, di mata-Nya, kita semua adalah orang jahat sebab kita telah berdosa! Tapi Ia mencintai kita! Ia mau berdamai dengan kita. Dan Ia sudah menyediakan jalannya. Ia menjadi manusia Yesus Kristus, mati disalib untuk menanggung hukuman atas dosa kita. Yang Ia minta hanyalah agar Anda menerima-Nya sebagai Tuhan dan bertobat dari semua dosa. Itu karena Ia mau Anda menikmati masa depan yang sempurna. Ya, masa depan cemerlang itu sungguh ada! Alam semesta baru akan Tuhan ciptakan setelah dunia ini musnah. Di dalamnya takkan lagi ada kemerosotan, kerusakan, kejahatan, dan kesusahan! Di sanalah kita akan hidup selama-lamanya, bahkan setelah kita meninggal! Tapi bukan cuma nanti di sana: sekarang ini di dunia ini pun harapan dan kehidupan Anda sudah akan mulai diperbarui dan dipulihkan menjadi baik!
Semoga Anda tidak berkeras hati. Karena, jikalau Anda tetap menolak Tuhan Yesus Kristus, betah dalam dosa, mengabaikan Injil (Injil = Kabar Baik), senang kalau pemberitaan Injil gagal, bahkan ikut giat menindas para pemberita Injil, maka bagaimanapun hebat, berkuasa, kaya, sukses, dan bahagianya Anda saat ini, waktu Anda meninggal atau saat Kristus datang kembali pada Hari Kiamat, Anda pasti binasa selama-lamanya dalam neraka! Bukan Tuhan, bukan Injil, dan bukan pula kami yang gagal membawakan masa depan yang penuh harapan pada Anda, melainkan diri Anda sendiri!
(Artikel ini dimuat dalam majalah triwulanan GII Hok Im Tong, Buletin Parousia, edisi ke-29, Februari 2012, dalam rubrik "Jalan Keselamatan", dengan isi yang sudah diedit)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar