Jumat, 21 Juni 2013

Liputan 6 Komposisi Liputan6.com

Awalnya, kita mengenal Liputan 6 sebagai programa berita di stasiun televisi swasta Surya Citra Televisi (SCTV). Slogan yang diusungnya adalah "aktual, tajam, dan terpercaya". Didukung penyiaran berita-berita dan pengangkatan topik-topik/diskursus-diskursus yang dijaga agar tetap konsisten dengan slogan, teknik peliputan dan pengambilan gambar yang profesional, serta tingginya kualitas performa insan-insan jurnalis yang terlibat, khususnya yang duduk di ujung tombak sebagai presenter sehingga dapat melahirkan presenter-presenter berkelas, fenomenal, dan legendaris seperti Jeremy Teti dan Retno Pinasti, programa ini dengan cepat diterima masyarakat luas di seluruh Indonesia dan menjadi salah satu mata acara berita yang dinanti para pemirsa bukan hanya karena penyajiannya yang menarik dan tidak membosankan melainkan juga karena dianggap salah satu yang paling valid sehingga dapat dipercaya.

Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya teknologi dengan akselerasi yang kian tinggi, Liputan 6 SCTV membuka pengejawantahannya dalam dunia maya, dan inilah yang kini kita kenal sebagai Liputan6.com, situs portal berita online yang (memang sudah selayaknya) juga mengusung tagline "aktual, tajam, dan terpercaya". Apakah Liputan6.com ini akan menjadi sehebat induk pengejawantahnya dari perspektif jurnalistik maupun keberterimaan masyarakat? Nampaknya, tanda-tanda ke arah itu sudah semakin terlihat.

Membicarakan dan menilai media online semacam Liputan6.com tentu agak berbeda dengan membicarakan dan menilai media-media bermatra lain. Ada beberapa aspek yang unik dan berbeda. Saya membagi pembicaraan dan review tentang aspek-aspek Liputan6.com ini ke dalam 6 (enam) golongan. Saya menyebut golongan-golongan itu "komposisi".
Tampilan halaman utama Liputan6.com tanggal 18 Juni 2013

Komposisi Pertama: Penampilan

Secara keseluruhan, desain halaman Liputan6.com bagus dan menarik. Penggunaan warna-warna dasar dan latar yang simpel adalah cukup cerdas. Sebab, judul-judul berita terkini Liputan6.com seluruhnya ditampilkan pada halaman depan/utama, dan semuanya menggunakan foto dan gambar pop-up berwarna. Itu sudah sangat atraktif, sehingga memang tidak perlu lagi menerapkan permainan warna terlalu banyak pada latar.

Selain judul-judul berita terbaru, halaman depan juga menampilkan semua kategori berita terkini Liputan6.com, serta juga kolom-kolom lain seperti foto dan video.

Dari segi kemudahan pencarian, hal ini sangat baik. Pembaca dapat memilih "berita hari ini" apa dan dari jenis apa yang ingin dibaca. Kekuatiran akan kelewatan berita terkini pun tidak bakal timbul, mengingat semua judul berita terbaru tanpa terkecuali sudah ditampilkan.

Akan tetapi, di sisi lain, hal ini menjadikan situs halaman utama, dan barangkali juga laman-laman postingannya, cukup berat saat dibuka oleh pembaca yang menggunakan gadget berspesifikasi atau berteknologi rendah dan/atau yang mengalami kendala koneksi internet terkait lokasi dan/atau kualitas sinyal, dikarenakan kapasitasnya yang besar, yang memang sudah menjadi konsekuensi dari besarnya halaman dan banyaknya item yang dimuatkan. Kondisi ini cukup mengesalkan karena dirasa membuang-buang waktu dan menguras emosi.

Komposisi Kedua: Sosialisasi

Seperti sudah saya sebutkan di atas, berita-berita terkini Liputan6.com terbagi dalam beberapa kategori. Kategori utama, sebagaimana dapat kita lihat pada bar teratas halaman utama dan laman-laman postingan, ialah News, Bisnis, Bola, Showbiz, Tekno, dan Health. Berikutnya, juga ada kategori berita lain, misalnya Berita Terpopuler, Politik, Peristiwa, dan Internasional. Dan di samping kategori-kategori berita, Liputan6.com juga memiliki kolom-kolom khusus, contohnya Foto, Video, dan Citizen6. Citizen6 adalah kolom yang disediakan khusus oleh Liputan6.com untuk jurnalis warga.

Jadi, kita dapat dengan yakin menilai, situs Liputan6.com itu variatif. Tidak hanya berita yang disajikan dan disusun tim reportase dan redaksi internal Liputan6.com saja, kita juga bisa membaca berita-berita yang disampaikan masyarakat umum, dan bahkan kita sendiripun dapat ikut berpartisipasi menyumbangkan informasi sebagai koresponden. Berita-beritanya pun tidak melulu dikemas dalam rupa teks, tetapi juga dikombinasikan dengan foto dan bahkan juga dengan video. Kita juga bisa memilih berita menurut jenis topik yang kita inginkan, apakah yang memberitakan beragam kejadian di dalam negeri, atau yang mengulas dunia usaha, atau yang membahas teknologi termutakhir, atau yang mengangkat tema kesehatan, atau yang menganalisis olahraga dan khususnya sepakbola, atau yang mengulik hal-hal seputar dunia hiburan, atau yang mengupas permasalahan politik, atau juga yang menginformasikan peristiwa-peristiwa yang terjadi di mancanegara.

Hal ini membuat Liputan6.com luas secara aksesibilitas. Bisa dibilang, semua kalangan dapat menikmati dan memperoleh manfaat dari berita-berita terkini Liputan6.com. Dan pada saat bersamaan, semua orang berkesempatan pula untuk turut berkontribusi sebagai jurnalis warga.

Komposisi Ketiga: Bahasa

Kini, dan untuk berikutnya, saya akan masuk ke ranah konten. Adapun "Bahasa" di sini tentu saja bukan mempersoalkan bahasa apa yang dipakai dalam Liputan6.com, sebab semua orang juga sudah tahu kalau bahasa Indonesia-lah itu. Yang saya maksudkan adalah penggunaannya, apakah sudah baik dan benar.

Saya mendapati beberapa penulisan yang kurang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan (EYD) dan kurang memenuhi syarat struktur kalimat yang benar.

Penggunaan huruf kapital masih banyak yang keliru. Sebagai contoh, seharusnya kata "presiden" hanya diawali dengan huruf besar apabila dipakai sebagai sebutan (misalnya: "Bapak Presiden, adalah sebuah kehormatan bagi kami menerima kunjungan Bapak."), sebagai gelar jabatan yang diikuti nama institusinya (seperti: "Jenderal Soeharto secara resmi dilantik menjadi Presiden Republik Indonesia pada tahun 1967."), atau dirangkai dengan nama orang (umpamanya: "Hari ini, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan kunjungan kenegaraan ke Singapura."); namun tidak bilamana hanya dipakai sebagai kata benda (contohnya: "Saya bercita-cita menjadi presiden suatu saat nanti."). Akan tetapi, pada beberapa berita, saya menemukan kesalahan-kesalahan semacam itu. Ada kata yang huruf pertamanya ditulis dengan huruf kapital, padahal semestinya huruf kecil, tapi ada juga kesalahan yang sebaliknya.

Secara struktur kalimat, beberapa berita juga mengandung kesalahan-kesalahan. Misalnya, perhatikan kalimat ini: "Di Monas juga menyelenggarakan acara hiburan untuk rakyat." (penekanan oleh saya). Dengan memakai kata depan "di", berarti "Monas" berposisi sebagai keterangan tempat; kalau begitu, pertanyaannya: siapa yang "menyelenggarakan acara hiburan untuk rakyat", berhubung kalimat tersebut tidak mempunyai subjek? Alangkah baiknya jikalau kalimat tersebut bunyinya seperti ini: "Di Monas, Pemprov DKI juga menyelenggarakan acara hiburan untuk rakyat." ("Pemprov DKI" sebagai subjek, berarti Pemprov DKI-lah yang menyelenggarakan); atau: "Monas juga menyelenggarakan acara hiburan untuk rakyat." (tanpa kata depan "di" sebelum "Monas", jadi, "Monas" adalah subjek, sehingga berarti Monas-lah yang menyelenggarakan); atau bisa juga: "Di Monas juga diselenggarakan acara hiburan untuk rakyat." (tanpa subjek, tidak menjadi masalah)!

Saya bukannya ingin mencari-cari kesalahan ataupun mempermasalahkan hal-hal sepele. Cuma, Liputan6.com ini adalah situs berita, situs jurnalistik. Yang ternama, pula! Menurut saya, media massa dan dunia jurnalisme turut memikul tanggung jawab untuk menyebarluaskan keharusan dan pentingnya penggunaan bahasa Indonesia secara baik dan benar, serta juga mendidik masyarakat dalam hal itu. Karena itu, konsekuensinya, Liputan6.com mesti amat sangat memperhatikan sekali ejaan, gramatika, dan struktur bahasa Indonesia dalam penggunaan secara tertulis.

Komposisi Keempat: Wawasan

Selaku portal berita, adalah wajar bilamana Liputan6.com berfokus pada pemberitaan. Dan memang adalah tugas pers, tak terkecuali pers online seperti Liputan6.com, untuk menyebarluaskan informasi penting kepada masyarakat.

Namun, juga sama pentingnya bagi pers untuk tidak hanya menyebarluaskan informasi dalam bentuk reportase semata-mata melainkan juga dalam bentuk opini-disposisi, eksposisi, deskripsi, bahkan juga narasi. Ini sudah lumrah dilakukan pers cetak selama bertahun-tahun, barangkali sejak lahirnya pers dan jurnalisme itu sendiri. Maksudnya, pers-pers cetak seperti suratkabar dan majalah secara rutin memberikan ruang spesial untuk hal-hal selain berita yang bersifat reportase. Hal-hal semacam disposisi seorang tokoh tentang wacana hukum, opini siapapun dari kalangan warga masyarakat yang hendak menyuarakan aspirasinya dalam hal hak asasi, pemaparan kondisi dan keindahan serta kehidupan masyarakat suatu tempat di Indonesia yang belum banyak tergali semisal kawasan selatan Jawa Barat, eksposisi tentang Wawasan Nusantara atau Empat Pilar Kebangsaan, serta bahkan juga cerpen atau puisi dan esai sastra, itulah yang umum diwadahi media-media cetak. Namun, bukan berarti tidak ada media elektronik audio-visual yang menyediakan ruang untuk genre-genre berita serupa. Banyak, malah! Kita sudah biasa menyaksikan acara-acara debat, wawancara, dan talkshow di sejumlah stasiun televisi dan radio, yang mencakup opini, disposisi, dan eksposisi soal politik, ekonomi, dan lain sebagainya. Bahkan film, sinetron, drama (baik di televisi maupun drama radio), dan musik termasuk merupakan mata-mata acara yang paling diminati pemirsa televisi dan radio.

Jadi, pertanyaannya, mengapa portal berita online tidak memberi ruang yang sama untuk rubrik-rubrik sejenis? Mungkin argumentasinya ada 2 (dua). Pertama, medium yang digunakan merupakan internet, bukan medium cetak. Kedua, portal ini adalah portal berita, jadi beranalogi dengan programa-programa berita televisi seperti Liputan 6 SCTV. Akan tetapi, kedua argumen tersebut sangat lemah. Kita dapat dengan mudah mematahkannya dengan argumentasi lain. Pertama, tidak menjadi masalah medium apa yang digunakan; yang penting, karakteristik media online bukan hanya sama dan mirip, tetapi malah mencakup baik karakteristik media cetak maupun media elektronik. Karakteristik itu adalah gambar tak bergerak dan teks (sebagaimana media cetak), serta audio-visual (sebagaimana media elektronik). Ini disebabkan sifat media berbasis internet yang merupakan multimedia, artinya media dengan multidimensi dan multikarakteristik.

Lagipula, bukankah programa berita televisi seperti Liputan 6 SCTV pun bahkan menyiarkan pula wawancara dengan seorang pakar, liputan tempat makan dan menu kuliner di suatu daerah, ulasan tentang potensi alam dan kebudayaan masyakat di suatu daerah? Apalagi Liputan6.com, yang merupakan portal berita yang menggunakan multimedia. Layak bila Liputan6.com juga memberi beberapa ruang untuk rubrik-rubrik tersebut: ya yang memuat opini atau disposisi atau eksposisi pakar dan orang-orang lain yang concern terhadap suatu masalah dan wacana, ya yang memuat deskripsi keindahan alam sesuatu daerah berikut kearifan lokalnya juga, ya yang memuat puisi dan cerpen warga masyarakat, ya yang memuat video musik kreatif warga masyarakat.

Dan semuanya itu seharusnya tidak dikemas dalam bentuk reportase. Sebab, yang saya maksud itu bukanlah tulisan-tulisan yang selama ini ada di portal berita online, termasuk Liputan6.com, yang memang memberitakan pendapat seorang tokoh namun dikemasnya tetap saja dalam bentuk paket reportase. Tidak, tidak seperti itu! Tulisan-tulisan dalam rubrik khusus itu tidak boleh disajikan dalam wadah reportase, tapi harus dalam wadah aslinya: opini ya dalam wadah opini murni, puisi sya dalam bentuk puisi, cerpen ya dalam bentuk cerpen, deskripsi ya dalam wadah deskripsi, dan seterusnya. Sekali lagi, bukan disampaikan sebagai berita. Fasilitasi saja wadah dan ruangnya.

Sekiranya ini dilakukan, Liputan6.com akan makin menambah wawasan, baik masyarakat maupun dirinya sendiri.

Komposisi Kelima: Integritas

Akhir-akhir ini, beredar kecurigaan dan sikap skeptis di kalangan masyarakat yang mempertanyakan "kesucian" pers atau media. Keterlibatan sejumlah petinggi puncak dan pemilik perusahaan dan konsorsium/grup perusahaan media massa dalam dunia politik kian membuat orang bertanya-tanya, adakah media tetap netral, dalam arti: hanya dan semata-mata berpihak pada kebenaran belaka. Apakah pers tertentu sudah "terkontaminasi" kepentingan tertentu dan berpihak pada pihak tertentu? Apakah pemberitaan sebuah atau beberapa media sudah condong membela kelompok atau orang tertentu dan sebaliknya, mendiskreditkan kelompok atau pribadi lainnya?

Tendensi masyakat ini sah. Dan justru sehat, sebetulnya! Karena, dengan demikian, kontrol sekaligus cinta masyarakat terhadap pers masih tinggi. Masyarakat masih amat sangat mengandalkan media massa untuk mampu menjadi benteng kebenaran dan pilar demokrasi terakhir, setelah makin memudarnya kepercayaan masyarakat pada institusi-institusi penyelenggara negara dan pemerintahan, yaitu eksekutif, representatif-legislatif, yudikatif, kepolisian, dan militer. Dan bahkan, akhir-akhir ini, juga pada lembaga akademis, seiring semakin jauhnya perilaku para akademisi, teristimewa mahasiswa, dari standar keterpercayaan dan keteladanan, yang dapat disaksikan contoh konkretnya dalam hal maraknya tawuran dan tindakan demo anarkis mahasiswa.

Untuk itu, saya, dan saya yakin pasti semua pemirsa juga, mengimbau dan amat berharap, Liputan6.com senantiasa menjaga reliabilitasnya. Tidak sulit bagi kami untuk menilai apakah suatu media massa masih "suci" ataukah telah "tercemar". Pemberitaan yang tidak berpihak kepada apapun selain kebenaran adalah pemberitaan pers sejati. Bahkan, kepada rakyat sekalipun pers tidak boleh berpihak! Sebab, sangat mungkin rakyatlah yang ada di pihak bersalah. Misalnya, pemerintah sudah benar, merancang suatu program yang adil dan bermaslahat, namun terkendala justru oleh penolakan dari rakyat sendiri yang tidak tahu diri, tidak mau didisiplin, tidak mau diatur, mau enaknya saja tapi tidak mau dididik dan tidak sudi mempedulikan kepentingan orang lain. Nah, kalau itu yang terjadi, sangat besar probabilitas bagi munculnya bentrokan antara pemerintah dengan rakyat tersebut, baik secara verbal maupun fisik. Ujian bagi pers, termasuk dan teristimewa Liputan6.com: bagaimana memberitakannya?

Komposisi Keenam: Jatidiri

Ada 2 (dua) cara kita bisa mengenal suatu keberadaan (being), apapun itu, apakah itu sesama manusia, hewan, tumbuhan, materi, institusi, ataukah keberadaan-keberadaan lain. Pertama, dari penjelasan dan pemaparan keberadaan itu sendiri tentang dirinya. Kedua, dari observasi dan investigasi kita sendiri. Sangat jarang sekali kita mengandalkan cuma salah satu cara saja. Kita hampir pasti selalu menggunakan kedua-duanya. Dan, berkenaan dengan cara yang kedua, observasi dan investigasi kita akan orang atau keberadaan lain berpatokan pada kelima komposisi di atas. Pertama-tama, kita mengamati dan menilai penampilannya: elokkah atau "nggak banget", terawat secara telatenkah atau "cuek-bebek binti acak-acakan". Kemudian, kita mengamati dan menilai cara keberadaan itu "bersosialisasi", dengan kata lain: bagaimana dia membaur dengan dan di antara lingkungannya, bagaimana dia berusaha agar diterima di segala lingkungan. Lalu, kita mengamati dan menilai juga "bahasa"-nya, yakni pembawaan, tutur kata, sikap, dan perilakunya, apakah teratur atau sembrono, apakah tertata atau berantakan, apakah logis atau ngawur. Selanjutnya, kita mengamati dan menilai pula wawasannya, dalam arti kesanggupannya menangani dan meresponi pembicaraan atau hal lain apapun, apakah banyak ataukah sedikit yang sanggup ia tangani dan responi. Dan, terakhir, kita pun mengamati dan menilai integritas keseluruhan diri sang keberadaan untuk menilai layak-tidaknya kita mempercayai dan mengandalkannya.

Liputan6.com mengusung slogan "aktual, tajam, dan terpercaya". Itulah klaim situs berita online ini tentang jatidirinya. Sekarang, pertanyaannya, apakah masyarakat menilai slogan klaim identitas itu selaras dengan penilaian masyarakat sendiri, apakah slogan tersebut konsisten dengan realitas, dan, jika jawaban atas keduanya adalah "tidak" atau "bisa ya, bisa tidak: meragukan", apakah masyarakat masih mau memberi kesempatan kedua dan apakah Liputan6.com mau berkomitmen untuk memperbaiki diri?

Bagaimana menurut saya sendiri? Saya akan menilai satu persatu frasenya.

Aktual? Saya sepakat seratus persen! Dari segi penampilan, kita sudah melihat di atas, dalam komposisi pertama dan kedua yang saya beberkan. Sedangkan dari segi konten, tidak usah diragukan lagi, Liputan6.com memang menyajikan apapun berita terbaru, tidak pernah berita basi yang disuguhkan. Berita terkini Liputan6.com saya pandang sebagai salah satu yang dapat saya andalkan dari segi keterbaruan.

Tajam? Terus terang, 95 : 5! Pasalnya, saya masih sedikit (memang sedikit sekali sih, cuma 5% kadarnya, tapi sama sekali tidak boleh diabaikan!) mendapati kegamangan dalam satu-dua berita "hari ini"-nya Liputan6.com. Kesan yang saya terima, berita bersangkutan belum benar-benar dibersihkan dari “kabut” yang menyelimutinya. Bukan berarti berita tersebut masih belum usai karena kasusnya sedang berjalan dan masih dalam penyelidikan, sementara data-datapun belum semuanya terhimpun; yang saya maksud, dari data-data yang sudah berhasil dikumpulkan tim Liputan6.com, ada satu-dua data yang disampaikan dengan cara yang terkesan lebih "sepintas lalu" ketimbang data-data lainnya. Saya tahu betul, ini subjektif sekali. Amat sangat mungkin itu hanya anggapan saya saja. Namun, bagaimanapun, betapa bijaknya apabila Liputan6.com menanggapi kesan saya itu dengan cukup serius. Maksud saya, kesan saya itu bisa dipertimbangkan sebagai peringatan untuk mawas diri dan berintrospeksi. Soalnya, biar bagaimana juga, walaupun hingga sekarang Liputan6.com tetap tajam dan terasah, tapi tidak ada yang abadi, jadi sangat gampang ketajaman itu menjadi tumpul secara alami atau ditumpulkan secara sengaja.

Terpercaya? 80 – 20! "Kabut" di atas dan banyaknya kekeliruan penulisan dari segi bahasa, mau tak mau, membuat saya tetap menunggu. Menunggu tanda-tanda objektivitas murni dan netralitas Liputan6.com pada ulasan-ulasan berita terkini berikut-berikutnya. Menunggu tanda-tanda koreksi Liputan6.com terhadap penulisan berita-berita terbarunya. Karena, bagi saya, jika kita masih belum sungguh-sungguh korek dalam berbahasa, bagaimana kita bisa berkata bahwa informasi yang kita sampaikan lewat bahasa itu korek, dan bagaimana kita dapat mengharapkan informasi yang kurang korek itu dapat dipahami sebagaimana seharusnya oleh pemirsa kita? Bahasa pembicaraan dan penyampaian kita harus terlebih dahulu handal sebelum isi pembicaraan kita dan apa yang kita sampaikan dapat dipercaya. Kalau tanda-tanda itu bisa terus-menerus terlihat jelas secara konsisten dalam semua berita terkini Liputan6.com untuk kurun waktu paling sedikit setahun ke depan, otomatis kadar keterpercayaan Liputan6.com di mata saya akan meningkat dengan sendirinya. Ini bukan tuduhan. Sama sekali bukan! Saya sama sekali tidak menuduh Liputan6.com telah tersusupi pihak-pihak dengan agenda-agenda tertentu. Hanya saja, melalui liputan terhadap 6 (enam) komposisi dari Liputan6.com ini, saya benar-benar percaya, pers yang benar-benar dapat diandalkan dan dipercaya oleh semua pihak untuk menegakkan kebenaran dan demokrasi itu ada, dan semua media massa (bukan hanya satu-dua media tertentu saja) punya kesanggupan untuk menjadi pers yang demikian, kalau mau dan berkomitmen kuat. Terlebih lagi, saya percaya, Liputan6.com, media yang dapat diakses dengan bebas oleh siapa saja di seluruh Indonesia, bahkan di seluruh dunia, secara tanpa batas ini, mampu membuktikan dirinya betul-betul 100% "terpercaya"!

6 komentar:

Unknown mengatakan...

mantab ulasannya mas, semoga menang ya,

Farichatuljannah mengatakan...

Wah keren ni tulisan memberikan informasi baru tentang ;liputan6.com.
saya juga cerita tentang liputan6.com silahkan mampir http://farichatuljannah.blogspot.com/2013/06/rahasia-saya-adalah-klik-liputan6com.html

makasih

Unknown mengatakan...

@kartina ika sari:
amin! terimakasih, mbak kartina! kiranya mbak juga sukses :)

@Icha:
terimakasih, mbak icha! oke, nanti saya bersambang ke blog anda :)

Irham mengatakan...

Selamat ya mas, atas prestasinya :)
Memang review yang mas buat sangat lengkap. .
Sukses selalu ^^

Blogger Java mengatakan...

Selamat ya, telah menjadi salah satu pemenang. Sukses selalu.

Unknown mengatakan...

@Irham & Blogger Java:
terimakasih, mas irham & mas/mbak blogger java, sukses selalu juga untuk anda :)