Selain sebagai
penulis, sebagaimana yang saya tulis dalam artikel
sebelum ini, saya juga punya passion sebagai motivator dan pembicara umum (public speaker).
Apa??!! Si pertapa antisosial itu kepingin jadi
motivator?! Public speaker pula??!! Orang-orang yang sangat mengenal saya atau yang sudah membaca tulisan
saya sebelumnya itu pasti akan terkaget-kaget dan berkata seperti itu.
Tidak mengapa.
Semua orang boleh menilai kalau passion
saya itu sama sekali nggak nyambung
dengan pembawaan dan tabiat saya. Tapi itulah kenyataannya.
Barangkali,
orang-orang berkata yang senada juga terhadap Vernon. Mungkin, ketika pria yang
bekerja sebagai asisten dari Tiesto, Superstar-DJ yang hebat itu, menceritakan passion-nya untuk bisa menjadi DJ hebat
sama seperti bosnya, banyak teman dan orang-orang lain yang mendengarnya yang
tertawa mengejek. Bahkan mengecam. Dan memang itu sudah terjadi. Dalam video
advertorial Acer Aspire P3 Hybrid Ultrabook (dapat ditonton di Youtube: http://www.youtube.com/watch?v=7zK-E9th8uQ),
atasan Vernon yang lain, seorang wanita yang sepertinya adalah pengelola event organizer, dengan tajam dan pedas
berkata kepadanya: “Vernon!! Quit dreaming! Start working!”, manakala asisten
Tiesto itu sedang mencoba setting-an
musik ala DJ-nya yang terdapat di dalam Acer Aspire P3-nya, dan memainkan
musiknya keras-keras pada arena yang nantinya akan dipakai untuk pertunjukan
Tiesto.
Tapi, orang tahu
apa?! Betul, saya ini penyendiri, penyepi, penggemar keheningan, dan penggila
konsentrasi tinggi. Namun, saya sama sekali bukanlah seorang antisosial! Saya
banyak mengerti dan memahami seluk-beluk manusia dan kehidupan. Bukan cuma
secara teori, sebagaimana yang tertulis dalam buku-buku teks mahasiswa
Psikologi. Akan tetapi juga secara realita.
Saya juga
sebenarnya berbakat sebagai konselor. Entah kenapa, biarpun semua teman tahu
saya ini pendiam dan tidak pernah bergabung di satu gengpun, tapi mereka selalu
mencari saya bilamana punya persoalan. Apapun itu. Siapapun dia. Bukan hanya
teman, kakak-kakak, dan kerabat dekat saja, tapi semua orang yang kenal dengan
saya, entah kenal dekat ataukah kenal sepintas. Menurut beberapa dari mereka, ada
dorongan yang mereka sendiri tidak mengerti, yaitu dorongan untuk menceritakan
masalah mereka kepada saya, berat maupun ringan masalah tersebut. Dan mereka
juga merasakan rasa nyaman yang sama sulit dimengertinya tiap kali curhat
dengan saya. Pula, mereka mengalami kelegaan yang juga nyaris mustahil
dimengerti saban kali saya keluarkan kata-kata, apakah itu sekadar komentar,
ataukah berupa kata-kata peneguhan hati, nasehat, penghiburan, dan lain
sebagainya.
Kemudian, ketika
saya menuliskan tulisan-tulisan yang sifatnya opinis-argumentatif, banyak
sekali orang yang berkomentar bahwa mereka mendapat banyak pencerahan dari
tulisan saya. Apalagi kalau tulisan itu bersifat memotivasi, menginspirasi,
atau yang sejenis itu.
Akan tetapi,
bukan hanya dalam media tulisan. Dalam media lisan pun saya mendapati diri
cukup piawai dalam memotivasi, menginspirasi, dan menguatkan semangat. Biarpun
saya pendiam dan bahkan sebetulnya secara fisik-audio kurang layak berbicara di
muka umum, berhubung saya ini cedal dan juga suara saya terdengar seperti serak
dan tertahan di leher sehingga tidak keluar di mulut, namun saya sangat handal
dalam berdebat, beradu argumentasi, memberikan penjelasan, mendeskripsikan,
mengilustrasikan, memberi pengajaran dan pemahaman, serta bahkan berpidato dan berkhotbah.
Passion saya sebagai motivator-konselor dan pembicara umum ini memang baru
beberapa tahun terakhir ini saja saya punyai. Berbeda dengan hasrat terpendam
di bidang sastra dan tulis-menulis. Itu karena kesadaran saya akan hal itu
memang baru muncul ke permukaan beberapa tahun belakangan.
Banyak sekali
pola hidup, paradigma, pola pikir, dan cara pandang di dunia ini yang saya
dapati salah. Terutama di negeri kita tercinta, Indonesia, ini. Dan kebanyakan,
kesalahan-kesalahan tersebut diikuti juga dengan permasalahan, kesulitan, dan
bahkan penderitaan, yang, sedihnya, justru tidak disadari oleh para pelakunya
sendiri dan oleh hampir semua orang. Saya mengenali kesalahan-kesalahan
tersebut, sehingga pada saat yang sama, saya juga mengenali apa yang seharusnya
berlaku dan kebenaran apa yang semestinya dianut sebagai pola hidup, paradigma,
dan cara pandang manusia. Saya dapat mempertahankan apa yang saya pegang
tersebut. Saya mampu mengemukakan argumentasi yang takkan dapat terbantahkan
oleh siapapun mengenai kebenaran itu. Dan pada waktu bersamaan, saya juga sangat
rindu menyebarluaskannya agar semua orang tahu, dan saya pun sanggup
mengajarkannya hingga semua mengerti dan memahami kebenaran. Untuk itu dan
semenjak itulah saya tersadar dan termotivasi untuk menjadi motivator dan public speaker (bila berhadapan dengan
orang banyak maupun secara pribadi dengan satu orang) yang sekaligus merupakan
konselor (bila secara khusus menghadapi hanya satu orang saja secara pribadi).
Dan saya yakin,
saya akan sukses, dalam arti: akan banyak orang yang berubah hidupnya setelah
menerima pemaparan saran, motivasi, pengajaran hikmat, dan nasehat dari saya.
Tapi itu tidak
mudah. Saya butuh perjuangan dan kerja keras yang luar biasa. Saya juga harus
berdedikasi tinggi dan memiliki tekad yang tak terpatahkan. Saya membutuhkan
semua itu sebagai alat dan sarana latihan. Dan, selain itu, saya juga jelas
memerlukan dukungan teknologi bagi pelatihan saya sekarang dan pekerjaan saya
nanti.
Pasalnya, saya
membutuhkan banyak sekali informasi teraktual. Dan saya harus meng-update semua itu setiap hari, sebab,
semuanya itulah bahan yang menjadi bekal bagi saya supaya isi pembicaraan dan
tulisan saya selalu nyambung dengan
peradaban dan zaman, sembari tetap menjaga diri untuk tetap tidak
terkontaminasi oleh paham-paham yang kian menyimpang dari kebenaran dan makin
menyesatkan pola pikir kita ke arah yang lebih ngawur lagi. Untuk mendapatkan
semua itu, tidak bisa lagi saya hanya mengandalkan informasi dari sumber-sumber
pers saja, baik dari media cetak maupun media elektronik audio-visual. Saya
butuh informasi dan data dari sumber-sumber lain via internet. Namun, bagaimana
saya bisa mengakses semua itu dengan cepat bila saya tidak dilengkapi dengan
perangkat/gadget yang memang
mendukung teknologi komunikasi-informasi termutakhir?
Agaknya, apa yang
dimiliki Vernon harus juga saya miliki. Acer Aspire P3 Hybrid Ultrabook! Ya, ultrabook yang ringan, tablet yang
sekaligus juga menjadi laptop...! Memang ideal...!
Untuk kebutuhan public speaking pun Acer Aspire P3 dapat
diandalkan. Terutama ketika saya harus mempresentasikan bahan pembicaraan saya
secara multimedia. Pembuatan desain ilustrasi dan penyinkronannya dengan sistem
audio pun akan menjadi sangat ideal. Karena, orang akan bisa jauh lebih
diyakinkan bilamana diiringi dengan persuasi pada otak kanan mereka lewat media
gambar dan musik.
Kalau sudah
begitu, saya hanya berdoa, kiranya karunia yang dianugerahkan dan misi yang
diembankan kepada saya melalui passion
ini dapat berbuah manis. Semanis kebenaran dan keadilan demi kesejahteraan umat
manusia...!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar