Minggu, 30 Juni 2013

Motivator dan Pembicara Umum, Itulah Aku!

Selain sebagai penulis, sebagaimana yang saya tulis dalam artikel sebelum ini, saya juga punya passion sebagai motivator dan pembicara umum (public speaker).

Apa??!! Si pertapa antisosial itu kepingin jadi motivator?! Public speaker pula??!! Orang-orang yang sangat mengenal saya atau yang sudah membaca tulisan saya sebelumnya itu pasti akan terkaget-kaget dan berkata seperti itu.

Tidak mengapa. Semua orang boleh menilai kalau passion saya itu sama sekali nggak nyambung dengan pembawaan dan tabiat saya. Tapi itulah kenyataannya.

Barangkali, orang-orang berkata yang senada juga terhadap Vernon. Mungkin, ketika pria yang bekerja sebagai asisten dari Tiesto, Superstar-DJ yang hebat itu, menceritakan passion-nya untuk bisa menjadi DJ hebat sama seperti bosnya, banyak teman dan orang-orang lain yang mendengarnya yang tertawa mengejek. Bahkan mengecam. Dan memang itu sudah terjadi. Dalam video advertorial Acer Aspire P3 Hybrid Ultrabook (dapat ditonton di Youtube: http://www.youtube.com/watch?v=7zK-E9th8uQ), atasan Vernon yang lain, seorang wanita yang sepertinya adalah pengelola event organizer, dengan tajam dan pedas berkata kepadanya: “Vernon!! Quit dreaming! Start working!”, manakala asisten Tiesto itu sedang mencoba setting-an musik ala DJ-nya yang terdapat di dalam Acer Aspire P3-nya, dan memainkan musiknya keras-keras pada arena yang nantinya akan dipakai untuk pertunjukan Tiesto.

Tapi, orang tahu apa?! Betul, saya ini penyendiri, penyepi, penggemar keheningan, dan penggila konsentrasi tinggi. Namun, saya sama sekali bukanlah seorang antisosial! Saya banyak mengerti dan memahami seluk-beluk manusia dan kehidupan. Bukan cuma secara teori, sebagaimana yang tertulis dalam buku-buku teks mahasiswa Psikologi. Akan tetapi juga secara realita.

Saya juga sebenarnya berbakat sebagai konselor. Entah kenapa, biarpun semua teman tahu saya ini pendiam dan tidak pernah bergabung di satu gengpun, tapi mereka selalu mencari saya bilamana punya persoalan. Apapun itu. Siapapun dia. Bukan hanya teman, kakak-kakak, dan kerabat dekat saja, tapi semua orang yang kenal dengan saya, entah kenal dekat ataukah kenal sepintas. Menurut beberapa dari mereka, ada dorongan yang mereka sendiri tidak mengerti, yaitu dorongan untuk menceritakan masalah mereka kepada saya, berat maupun ringan masalah tersebut. Dan mereka juga merasakan rasa nyaman yang sama sulit dimengertinya tiap kali curhat dengan saya. Pula, mereka mengalami kelegaan yang juga nyaris mustahil dimengerti saban kali saya keluarkan kata-kata, apakah itu sekadar komentar, ataukah berupa kata-kata peneguhan hati, nasehat, penghiburan, dan lain sebagainya.

Kemudian, ketika saya menuliskan tulisan-tulisan yang sifatnya opinis-argumentatif, banyak sekali orang yang berkomentar bahwa mereka mendapat banyak pencerahan dari tulisan saya. Apalagi kalau tulisan itu bersifat memotivasi, menginspirasi, atau yang sejenis itu.

Akan tetapi, bukan hanya dalam media tulisan. Dalam media lisan pun saya mendapati diri cukup piawai dalam memotivasi, menginspirasi, dan menguatkan semangat. Biarpun saya pendiam dan bahkan sebetulnya secara fisik-audio kurang layak berbicara di muka umum, berhubung saya ini cedal dan juga suara saya terdengar seperti serak dan tertahan di leher sehingga tidak keluar di mulut, namun saya sangat handal dalam berdebat, beradu argumentasi, memberikan penjelasan, mendeskripsikan, mengilustrasikan, memberi pengajaran dan pemahaman, serta bahkan berpidato dan berkhotbah.

Passion saya sebagai motivator-konselor dan pembicara umum ini memang baru beberapa tahun terakhir ini saja saya punyai. Berbeda dengan hasrat terpendam di bidang sastra dan tulis-menulis. Itu karena kesadaran saya akan hal itu memang baru muncul ke permukaan beberapa tahun belakangan.

Banyak sekali pola hidup, paradigma, pola pikir, dan cara pandang di dunia ini yang saya dapati salah. Terutama di negeri kita tercinta, Indonesia, ini. Dan kebanyakan, kesalahan-kesalahan tersebut diikuti juga dengan permasalahan, kesulitan, dan bahkan penderitaan, yang, sedihnya, justru tidak disadari oleh para pelakunya sendiri dan oleh hampir semua orang. Saya mengenali kesalahan-kesalahan tersebut, sehingga pada saat yang sama, saya juga mengenali apa yang seharusnya berlaku dan kebenaran apa yang semestinya dianut sebagai pola hidup, paradigma, dan cara pandang manusia. Saya dapat mempertahankan apa yang saya pegang tersebut. Saya mampu mengemukakan argumentasi yang takkan dapat terbantahkan oleh siapapun mengenai kebenaran itu. Dan pada waktu bersamaan, saya juga sangat rindu menyebarluaskannya agar semua orang tahu, dan saya pun sanggup mengajarkannya hingga semua mengerti dan memahami kebenaran. Untuk itu dan semenjak itulah saya tersadar dan termotivasi untuk menjadi motivator dan public speaker (bila berhadapan dengan orang banyak maupun secara pribadi dengan satu orang) yang sekaligus merupakan konselor (bila secara khusus menghadapi hanya satu orang saja secara pribadi).

Dan saya yakin, saya akan sukses, dalam arti: akan banyak orang yang berubah hidupnya setelah menerima pemaparan saran, motivasi, pengajaran hikmat, dan nasehat dari saya.

Tapi itu tidak mudah. Saya butuh perjuangan dan kerja keras yang luar biasa. Saya juga harus berdedikasi tinggi dan memiliki tekad yang tak terpatahkan. Saya membutuhkan semua itu sebagai alat dan sarana latihan. Dan, selain itu, saya juga jelas memerlukan dukungan teknologi bagi pelatihan saya sekarang dan pekerjaan saya nanti.

Pasalnya, saya membutuhkan banyak sekali informasi teraktual. Dan saya harus meng-update semua itu setiap hari, sebab, semuanya itulah bahan yang menjadi bekal bagi saya supaya isi pembicaraan dan tulisan saya selalu nyambung dengan peradaban dan zaman, sembari tetap menjaga diri untuk tetap tidak terkontaminasi oleh paham-paham yang kian menyimpang dari kebenaran dan makin menyesatkan pola pikir kita ke arah yang lebih ngawur lagi. Untuk mendapatkan semua itu, tidak bisa lagi saya hanya mengandalkan informasi dari sumber-sumber pers saja, baik dari media cetak maupun media elektronik audio-visual. Saya butuh informasi dan data dari sumber-sumber lain via internet. Namun, bagaimana saya bisa mengakses semua itu dengan cepat bila saya tidak dilengkapi dengan perangkat/gadget yang memang mendukung teknologi komunikasi-informasi termutakhir?

Agaknya, apa yang dimiliki Vernon harus juga saya miliki. Acer Aspire P3 Hybrid Ultrabook! Ya, ultrabook yang ringan, tablet yang sekaligus juga menjadi laptop...! Memang ideal...!

Untuk kebutuhan public speaking pun Acer Aspire P3 dapat diandalkan. Terutama ketika saya harus mempresentasikan bahan pembicaraan saya secara multimedia. Pembuatan desain ilustrasi dan penyinkronannya dengan sistem audio pun akan menjadi sangat ideal. Karena, orang akan bisa jauh lebih diyakinkan bilamana diiringi dengan persuasi pada otak kanan mereka lewat media gambar dan musik.

Kalau sudah begitu, saya hanya berdoa, kiranya karunia yang dianugerahkan dan misi yang diembankan kepada saya melalui passion ini dapat berbuah manis. Semanis kebenaran dan keadilan demi kesejahteraan umat manusia...!

Tidak ada komentar: