Gamang menyeringai
Memenggal kalimat teriakku sudah ia
Puas menyelubungi ketakutan ini
Manakala tersedu akal kehilangan arah
Leherku terlilit kebiasaan membinasakan
Sekujur hidup hanyalah mimpi yang tak ingin kuimpi
Sampai kapan hendak kubiarkan kelumit kutatan ini?
Aku sudah terjerat dalam lepasku
Bebas yang telah terjual oleh tangan malas
Menghunjam kaki ke bumi
Serta kepala terpatri di atas pembaringan
Kini
Aku berteriak
Aku menjerit
Aku melolong
Rindu tangan kuat merenggutku
Memperbudak niat dan lakuku
Untuk menjadi seperti yang dibentuknya
Sampai kalbu ini tak lagi meronta
Tetap saja aku terbiar
Dalam kekosongan yang menarik rohku
Tinggi
Antara sorga dan dunia
Oh, kapankah?
Kapankah aku beroleh kembali
Kekuatan yang tak alami
Untuk kembali dalam riuh gempita rukunnya
Makhluk-makhluk sorgawi?
Karena diamnya aku ini
Sungguh mematikanku pelan-pelan
Hingga aku mati selagi mendiami raga duniawiku
Aku sendiri
Aku sendiri yang mencipta segala derita
Yang kini kukecap jeratannya
Dalam kekosongan
Yang kian sesak kurasa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar