Menatapmu
Seakan aku terkoyak
Kesadaran berseliweran
Mengguncang kokohku
Rindu dan tenggelam
Dalam genggam tegurmu
Pelupukku tak sanggup merengkuh lagi
Tercabik hati olehmu
Imajiku terhempas
Burai bersama percaya diriku
Karena tegurmu aku berkelebat dalam gamang
Tanpa pegangan bagi keangkuhan
Dosa kaupaparkan
Tampak jelas di beningku
Tak kusangkali kebenaranmu
Kauceritakan barang sejenak
Riwayat semua celaku
Seluruh hidup meluruh dalam sesak
Namun juga kaupancarkan nasehat
Pertobatan teranjur dari tuturmu
Kusambut bagai musafir
Yang haus mereguk ampunan
Oh cermin
Benarkah sungguh-sungguh beritamu?
Tetapkan dalam sanubariku
Tekad menyambut undangan Sang Penyelamat
Dan di dalam diri-Nya
'Kan kudapati diriku
Nan kini mengutuh kembali
Tanpa sombong dosa timbul kembali
Sekarang aku mampu menatapmu dengan lega
Tidak seperti sediakala
Manakala kecammu mendidihkan sampai menguap
Rasa amanku dalam kubang dosa
Beritamu kali ini menghibur belaka
Bahwasanya aku diterima kembali
Dalam hadirat Mahatinggi
Berkat pantulan lembutmu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar